Siapa yang neror suruh cepet update nih wkwkwkkw
udah update extra 2 ya... semoga sukaaaa
Happy Reading <3
***
Eros menarik ke bawah dasinya lalu merapikan sedikit bagian yang dekat dengan kerah agar lebih sempurna. Ia melirik sekilas pada sisi tempat tidurnya dan Ayana masih tidur, berlindung pada selimut putih dengan bahu yang sedikit terekspos keluar. Eros melihat waktu pada jam tangannya, dan pukul tujuh pagi lebih lima belas menit.
Sudah satu bulan sejak pernikahan mereka, dan dalam masa itu banyak sekali hal yang ingin ia lakukan bersama Ayana. Semalam... ya, semalam sepulang ia bekerja dari kantor, ia mengganggu Ayana di dapur apartemen. Menciumi gemas lehernya, lalu menggigit bahu dan telinganya.
Ayana kesal dan menolak beberapa kali dengan alasan ia mau menyelesaikan masakannya dulu. Namun Eros masih gencar memberikan rayuan, godaan untuk membuat Ayana berhasil ia lempar ke atas tempat tidur dan melayaninya.
Oke... memang beberapa minggu ini Eros rutin sekali meminta jatah. Jam berapa semalam mereka tidur? Jam dua ? Atau lebih dari itu... ? Entahlah, Eros tidak ingat.
Hanya enaknya saja yang ia ingat.
Eros sengaja tidak membangunkan Ayana. Ia tahu Ayana kelelahan, bahkan pasti dapur mereka masih berantakan karena sisa masakan Ayana yang sudah tidak tertolong lagi. Padahal biasanya Ayana menjadi orang yang terbangun lebih dulu. Menyiapkan Eros sarapan, baju ganti dan beberapa hal lainnya.
Salahkan saja Eros. Pria yang tidak bisa memberikan Ayana waktu istirahat yang cukup.
Eros pun mendekat pada sisi ranjang. Duduk di pinggiran dan mengusap rambut Ayana lembut.
"Aku berangkat kerja dulu." Eros berbisik di telinganya sambil mengecup pelipisnya dua kali.
Ayana menggumam kecil. Ia masih mengantuk sekali. Eros tersenyum gemas melihatnya. Jadi ia cium sekali pundak itu. Lalu kedua kali, ketiga kali dan Ayana mulai menggeliat.
"Kamu bisa telat." suara serak Ayana membuat Eros ingin sekali mengulang kejadian semalam sekali lagi.
"Hari ini mau ke mana?" tanya Eros masih dengan tangan yang kini sudah mengusap punggung Ayana.
"Ada seminar wisuda di kampus." Wanita itu masih memejamkan matanya. Nyaman ketika tangan Eros mengusap punggungnya.
"Ga boleh naik mobil sendiri. Ingat, kan?"
Eros memang menyediakan dua mobil, namun tidak sekalipun ia mengizinkan Ayana untuk memakai mobil tersebut jika tidak ada Eros. Meskipun ya sepertinya Ayana sudah lebih mahir membawa mobil, tapi Eros tidak pernah tenang mengizinkan hal ini padanya.
Ayana hanya menganggukkan kepala. Menurut. Selalu menjadi penurut apapun kata Eros.
"Jangan pernah macem-macem di belakang aku." Eros mencium keningnya lama. "Mata aku di mana-mana."
Ayana mengangguk lagi. Memangnya ia pernah macam-macam seperti apa?
Eros pun tersenyum dan berdiri. "Aku pergi dulu kalau gitu."
"Hati-hati."
"Kasih morning kiss jangan?" tanya Eros menawarkan dan Ayana sedikit mendongakkan kepalanya, membuat Eros terkekeh dan menunduk untuk meraih bibir itu. Ia kecup lama sekali. "I adore you, Ayana."
***
Lampu ruangan menyala menandakan rapat telah usai. Eros menutup berkas-berkasnya serta laptop, Rima sudah siap berdiri di sisinya. Eros pun keluar dan melihat jam, ternyata sudah hampir menunjukkan pukul sebelas siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
EROS
Fanfiction"Peraturan pertama, Eros tidak pernah salah." "Peraturan kedua, Eros tidak boleh dibantah." "Peraturan ketiga, lo harus nurut dengan aturan pertama dan kedua." - ©️®️ Vange 2023