Eros | [21]

10.4K 706 259
                                    

Perhatian !!!!

Tulisan ini menyebabkan kejang-kejang
Halusinasi tingkat tinggi
Dan jantung yang berdebar-debar

Wkwkwkwk

Happy reading yaa...❤️❤️❤️❤️

.

.

Ayana berjalan memasuki perpustakaan dengan membawa beberapa buku yang baru saja ia pinjam dari sana. Ia berencana akan mengembalikannya lalu meminjam buku lain rencananya. Setelah mengurus pengembalian buku, Ayana kembali mencari beberapa buku yang sudah ia catat untuk dijadikan sebagai referensi tugasnya.

Satu lorong ia telusuri dan tidak menemukannya, lalu lorong kedua sampai dengan lorong ketiga langkah Ayana berhenti saat tidak sengaja memergoki dua orang berlawanan jenis yang sedang saling memeluk intim dan bibir mereka saling bertemu. Melumat, mencari kepuasan dalam diam.

Menyadari kehadiran seseorang yang sedang menatap mereka, pasangan itu pun langsung terkejut dan saling menjauhkan diri. Mereka tidak banyak bicara dan pergi meninggalkan Ayana yang masih terpaku di tempatnya, melamun setelah matanya menangkap pemandangan itu tanpa di sengaja.

Tiba-tiba ingatannya pada Eros yang hampir menciumnya terulang kembali. Ayana gugup secara mendadak dan pipinya panas sekali. Ayana menyentuh pipinya sendiri dengan debaran jantung yang semakin cepat.

Ia menarik napas dan membuangnya berkali-kali untuk menormalkan debaran itu, namun semakin ingin meledak saja. Ia mengingat dengan baik bagaimana napas Eros menerpa kulitnya dan hidung mancung pria itu menyentuh ujung hidungnya juga.

"Ayana... kamu kayak habis nonton film dewasa." Ayana menepuk-nepuk pipinya sendiri lalu menggelengkan kepalanya cepat. "Ya ampun."

Ayana sampai merinding. Ia pun melangkah lebih cepat untuk mencari buku yang menjadi tujuannya, dan setelah mendapatkannya, Ayana mengurus peminjaman dan keluar dengan terburu-buru dari perpustakaan. 

Hari ini Eros selesai kuliah lebih cepat darinya, namun ia bilang harus ke kantor untuk mengurus sesuatu jadi Ayana mengangguk saja saat Eros menangkup pipinya dan memberitahukan kegiatannya.

Pria itu selalu berpesan agar menunggunya menjemput dan tidak boleh ke mana-mana. Mengirimkan foto jika Eros suruh dan tidak diizinkan untuk berbicara lebih dari sepuluh menit dengan laki-laki. 

Jadi Ayana kini mengasingkan diri dengan duduk di taman sambil mengetikkan tugas makalah-nya. Ia memang sudah dekat dengan kesendirian, jadi bukan masalah besar untuk mengasingkan diri seperti ini.

"Ayana."

Namanya dipanggil oleh seorang gadis yang sebelumnya tidak ia kenali. Ayana mendongak dan menatap gadis itu. Gadis berambut sebahu dengan kulit sawo matang.

"Iya?"

"Ayana, kan?"

Ayana mengangguk.

"Lo dicariin."

"Sama siapa?"

"Gue ga tahu. Gue cuma disuruh nganter."

Ayana sempat ragu untuk mengikuti langkah gadis itu. Dua kali ia sempat mendapatkan perlakuan kurang ajar dari pria-pria mesum dan mengikuti perintah orang yang tidak ia kenal membuatnya jadi waspada saat ini.

"Boleh bilangin ga kalau aku nunggu di taman aja?"

Ia mendengus. "Lo ga usah takut. Gue juga ngikut, dan ga mungkin juga gue ngapa-ngapain lo, kan?"

Ayana menggigit bibir bawahnya. Ia masih tetap duduk di sana karena takut dan khawatir. Bukannya tidak ingin mempercayai siapapun lagi. Namun ia trauma.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang