Eros | [27]

7.7K 539 234
                                    


Kalau disuruh pilih...

Lebih suka Randu atau Eros???

Lebih tolol Ale atau Ayana???? 

Sebenarnya Eros mau aku hukum, tapi melihat karakter dia di sini, bakalan susah banget buat Ayana deket cowok lain. Soalnya di smack down nanti sama Eros :( Kasiaaann 

btw yang bilang 3k kata masih kurang ini seriusan kah??? WKWKWKWKKWKWKWK

Ini doyaann apa gimanaa sihhhhhh HAHAHAHAHHAAHHAHA

aku udah berusaha nulis sepanjang ituuuu lhoo masih kurangg aja buat kalian asupannyaaaaa ... emang fans2 ENA ini bedaaaahhhhh....

happy reading <3

.

.


Napas Eros terengah-engah ada sesuatu yang menghantamnya begitu kuat ketika menyuruh Ayana pulang setelah melihat apa yang gadis itu persiapkan untuknya. Tidak berbohong, memang Eros sempat mengabaikannya tiga hari. Ia mulai merasa bahwa Ayana tidak nyaman dengan sikapnya. Lalu ia ingin mencoba percaya. 

Cara yang Eros pilih adalah menahan dirinya sendiri untuk tidak membalas ataupun menjawab pesan Ayana. Namun itu semuanya malah membuatnya gila dan hilang akal. Ia tidak bisa tidur dan kepalanya hampir meledak.

Ia merindukan gadis itu sampai rasanya Eros hampir mati. Dan saat melihat gadisnya di sini, tersenyum menyambutnya hangat, Eros masih berusaha untuk tidak memeluknya, menciumnya. Ia tidak ingin pertahanannya runtuh. Ia... harus berusaha membiasakan dirinya kan?

Sebelum ia kembali ke Jakarta, Kenzi menelepon

"Lo jangan terlalu ngekang Ayana, lah. Kasih ruang buat dia. Semakin lo kekang, semakin dia cepat pergi."

Eros menghela napasnya. "Gue mencoba mempertahankan dia di sini."

"Bukan dengan cara ngekang, Er. Lo harus buat dia nyaman sama, lo. Iya, gue paham lo sayang. Tapi lo harus tahu batas-batasan yang ga bisa lo lewati. Lo pengen Ayana sama lo terus, kan?"

Ia mati menginginkan hal itu.

Eros memijat keningnya kemudian menatap perempuan di belakangnya. "Kamu tunggu sebentar."

"Bapak mau ke mana?" tanya perempuan itu.

"Saya harus ngejar dia."

Eros membuka pintu dengan terburu-buru, menuju keluar dari apartemen untuk mencari keberadaan Ayana dan ia tidak menemukannya di luar. Mungkin gadis itu sudah kembali dengan taksi. Eros memejamkan matanya, merasa ia semakin pantas untuk dihajar saat ini.

Eros pun kembali masuk ke gedung apartemen namun langkahnya berhenti. Matanya bergetar saat melihat gadis cantik itu sedang berjalan sambil memeluk tubuhnya sendiri karena kedingingan.

Ayana memandangnya dengan terkejut, lalu seolah salah tingkah dan akhirnya menghindari tatapan itu. Ayana berusaha berjalan untuk meninggalkan Eros namun Eros menghadangnya.

"A-aku tadi udah mau pulang, tapi---"

"Boleh masuk lift dulu?" tanya Eros padanya dan tatapan Ayana tidak mengerti.

"A-aku mau pulang. Kamu sibuk, kan?" Ayana menolaknya. Seperti sejak awal Eros menolak kehadirannya.

"Ya..., masuk lift." Ayana tahu bahwa itu sebuah perintah, sehingga ia tidak menolak lagi saat tangan Eros menggandengnya menuju lift.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang