Extra niihhhhhhh.... wkwkwk setelah sekian purnamaaah
Mau tau dong alasan kaliannn suka sama Eros.. Coba kasih komen yaaaaaa. Apa yang kalian sukain dari Eros sejauh kalian baca ceritanya dari awal sampai extra ini... <3
***
Marvel membuka pintu apartemen dengan wajah lelah sambil menenteng sesuatu di tangannya. Pria itu membuang tasnya ke atas sofa dan langsung menuju dapur untuk meneguk air.
"Kak Aya!" panggilnya sambil berjalan membawa kantung plastik yang ia bawa itu menuju kamar.
Saat ia membukanya ia melihat Ayana di dalam sana. Duduk di atas sebuah bola besar sambil melihat ke arah jendela. Pantas Ayana tidak mendengar ia memanggil. Dari tadi perempuan itu sedang mendengar lagu sampai tidak fokus pada yang lain.
Marvel pun mendekat dan menyentuh pundak Ayana yang membuat Ayana terlonjak kaget sambil memegangi dadanya sendiri.
"Vel... yaampun." Ayana melepaskan earphone dan menarik napas panjang. "Kenapa ngagetin sih?"
"Aku udah manggil dari tadi. Kak Aya ga denger. Telinganya lagi disumpel!"
Ayana menarik napas dan berdiri dari bola tersebut. Ia berjalan duduk di sebuah sofa. Marvel pun memperhatikan Ayana.
"Perut kak Aya makin gede gitu."
"Ya masa kecil terus? Gimana sih... calon dokter pertanyaannya aneh." Ayana terkekeh mendengar hal itu.
Marvel memang calon dokter, karena sering bergaul dengan dokter Bayu ia jadi tergugah untuk mengambil jurusan kedokteran. Dan katanya juga, Marvel ingin banyak membantu orang lain.
Kehamilan Ayana sudah menginjak sembilan bulan. Waktu yang lama dan membuatnya harus cuti dari pekerjaan karena Eros akan marah-marah jika Ayana kelelahan karena pekerjaan berat. Ayana juga beberapa kali mengidam meskipun masih dalam batas kewajaran.
Seperti saat ini, Ayana meminta Marvel datang membawakannya buah apel karena ia ingin sekali makan buah itu sekarang. Jadi Marvel membelinya setelah pulang kuliah.
Kehamilan Ayana juga sudah ditargetkan bulan depan dan Ayana juga Eros sudah cukup mempersiapkan banyak hal untuk kelahiran anak pertama mereka. Cucu pertama keluarga Kalangga.
"Dikupasin ga?" tanya Marvel menunjuk kantung plastiknya.
"Kupasin." Satu hal lagi... Ayana semakin manja. Tidak pada Marvel atau pun Eros, wanita itu menunjukkan tanda-tanda kemanjaan yang meningkat pesat.
Semenjak Ayana hamil, Eros mengusahakan untuk selalu pulang lebih awal. Meskipun ia harus mengambil resiko membawa pekerjaannya ke rumah dan akhirnya begadang menyelesaikannya. Itu pun harus tanpa sepengetahuan Ayana. Jika tidak Ayana akan mengomel dan Eros tidak suka diomelin.
Sekarang Ayana sudah duduk di sofa, menerima suapan apel dari Marvel sambil menonton TV. Akhir-akhir ini Ayana senang sekali nonton kartun. Kartun apapun akan ia tonton tanpa memilih.
Lihat? Betapa mudahnya ngidam seorang Ayana.
Marvel melihat jam dinding dan sudah menunjukkan pukul lima sore. Sedikit lagi mungkin Eros akan pulang.
"Oh ya, rumah kak Aya sama Eros dikit lagi selesai, ya?"
Ayana mengangguk dan semangat. Ia tersenyum lebar. "Bulan depan kayaknya udah bisa pindah ke rumah baru, deh. Sekalian juga mau syukuran dedek bayi-nya udah lahir." Ayana nampak senang sekali kelihatannya.
Marvel tersenyum dan mengusap puncak rambut Ayana. "Yaampun... kayak ga nyangka banget. Sekarang kak Aya udah nikah dan malah udah mau kasih aku keponakan." Marvel mengusap perut Ayana. "Mana perutnya gede banget...," Marvel terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
EROS
Hayran Kurgu"Peraturan pertama, Eros tidak pernah salah." "Peraturan kedua, Eros tidak boleh dibantah." "Peraturan ketiga, lo harus nurut dengan aturan pertama dan kedua." - ©️®️ Vange 2023