Eros | [23]

9.9K 642 263
                                    


HAALLOOOOOO KETEMU LAGI...

Pada bosen ga sih ketemu mereka terus ? :") jujur aku takut banget ketika update setiap hari kalian pada bosen wkwkwk...

Dan kalau ada yang tanya apa aku ga punya kerjaan jadi bisa ngetik terus? aku punya guys... wkwkwk kerjaanku ada. Tapi aku selalu ingin nyempetin ngetik cerita ini untuk kalian yang selalu semangat voment di chapternya...

Jadi aku ga pernah mau ngecewain kalian .... hehehehe

Happy reading yaa <3

Typo tandain ya, aku ga edit ulang soalnya wkwkwkwk

.

.

Saat malam, udara dipuncak akan kembali dingin dan membuat beberapa orang langsung merapatkan diri pada saku jaket masing-masing. Marvel sedari tadi tidak bisa duduk dengan tenang karena pandangan matanya mengarah pada Ayana yang nampak bahagia bersama Eros dengan duduk bersebelahan. 

Sebenarnya bukan Marvel tidak menyukai jika Ayana bahagia. Namun mengingat dulu Ayana sering sekali menderita bersama Eros, membuat Marvel tidak bisa langsung melupakan apa yang terjadi begitu saja. Ia sayang pada Ayana dan ia tidak ingin Ayana terluka atau kembali merasakan sakit karena lelaki.

Ayana terlalu polos. Ia sadar itu. Kakaknya sangat tabu akan hal-hal seperti itu. Dan melihat Eros kini menjadi pusat hidupnya membuat Marvel khawatir. Benar-benar tidak tenang.

Matanya menajam saat melihat Eros menarik Ayana berdiri lalu mendudukkan tubuh kecil itu di atas pangkunya secara menyamping. Marvel memijat keningnya saat Ayana diam saja dengan itu. Terlihat canggung namun tidak juga menolak. 

Mereka saat ini ada di halaman belakang sedang melakukan pesta barbeque bersama. Ada mbak Faras, pak Mamang dan pak Galih yang membantu untuk memanggang daging. Lalu di sana beberapa bocah SMA itu sibuk menyiapkan piring karena mereka kalah bermain basket.

Tentu saja. Jika Eros masuk ke lapangan, maka tidak ada yang bisa mengalahkannya. Bahkan setelah Marvel dan kawan-kawan melakukan push up seratus kali, Eros menambahkan bahwa mereka harus ikut bantu-bantu dalam acara malam ini.

"Vel, lo bantuin juga elah. Dari tadi bengong mulu, heran." Miko protes karena sejak tadi Marvel hanya duduk dan memandangi Ayana dan Eros yang memadu kasih. Mengikuti pandangan Marvel, Miko juga melihat hal yang sama. "Udah biarin, orang lagi bucin lo liatin. Bintitian mata lo!"

Marvel menatap Miko sebal sambil berdecak. "Rese lo."

"Nih, bantu lap-in piringnya." Miko melemparkan lap pada Marvel dan ditangkap dengan cepat karena memang refleks-nya sangat bagus. Marvel pun berusaha mengabaikan itu dan membantu apa yang ia bisa.

Di sisi lain, Eros memeluk tubuh itu. Tidak ragu untuk memperlihatkan bagaimana gadis cantik itu kini menjadi miliknya. Menjadi gadisnya. Ayana sempat merasa tidak nyaman setelah menerima pesan itu. Dan masih menjadi hal yang mengganjal sampai malam ini. 

"Aku mau ke toilet bentar." Ayana berbisik di telinga Eros.

"Gue anter."

Ayana menggeleng. "Ga usah. Kamu di sini aja. Emangnya aku anak kecil harus dianter ke toilet juga?"

Eros tertawa lalu mengusap rambutnya. "Oke." Eros membiarkan tubuh itu bergerak menjauh dari jangkauannya, dan Ayana masuk ke dalam Villa.

Nyatanya Ayana tidak menuju ke toilet seperti ucapannya. Ia hanya merasa sesak. Dadanya seperti dihantam beberapa kali jika mengingat foto itu. Dan berpura-pura bahwa ia baik-baik saja di dekat Eros membuatnya tidak bisa menahan lebih lama. Ia harus menarik napasnya, dan menenangkan hati dan pikirannya sendiri.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang