Eros | [9]

8.4K 659 97
                                    


APA KAH KALIAN MENUNGGU AKU UPDATE????????????

SIAPA KANGEN EROS AYANA?????

Tolong berikan Ayana cinta yang banyak yaaaa biar dia tetap semangat hidup di circle Eros wkwkwkwk

.

.

Eros menghisap batang rokoknya sambil memandang lurus dari balik kacamata hitamnya pada seorang pria yang sedang melakukan push up sebanyak dua puluh lima kali. Ia melakukannya karena tidak sengaja menabrak Eros ketika berjalan hingga kopi yang pemuda itu pegang tumpah dan mengenai celana jeans milik Eros.

Seperti biasa, saat Eros berjalan, pengikut Orion akan berjalan juga di belakangnya. Bedanya hari ini, Danve, Kenzi dan Ravin tidak ada karena mereka secara serentak belum keluar dari kelas, hanya Eros yang sudah menganggur di siang ini.

"Tambah dua puluh lima lagi." Eros berucap dengan nada malas. Ia selalu menyiksa orang, merendahkan orang, menghina orang sampai kemarahan dalam dirinya mereda. Selama ia masih emosi, ia menjamin akan membuat neraka dunia untuk orang itu.

Eros menatap sekeliling. Ayana belum keluar kelas padahal sudah lewat lima belas menit. Ia tahu sekali jadwal kuliah gadis itu dan entah kenapa Eros juga harus repot-repot mengingatnya.

"Eh, lo jagain nih anak. Gue cabut." Eros berdiri dari duduknya sambil menggendong tasnya di sebelah bahu untuk pergi.

Eros berbelok. Menuju ke gedung jurusan sastra Inggris dengan langkah panjangnya. Entah kenapa ia juga marah pada Ayana yang terlambat menemuinya. Eros masih memegang rokoknya di jepitan jarinya lalu saat langkahnya sudah berada di depan pintu kelas Ayana, ia mengerutkan keningnya bingung. 

Kelasnya kosong. Tidak orang di sana hanya mungkin dua orang gadis yang sedang mengobrol dan sempat menundukkan kepala pada Eros yang tidak Eros pedulikan. Jika kelas ini sudah selesai, itu berarti Ayana pun harusnya menemui Eros saat ini. Namun kenapa gadis itu belum menunjukkan batang hidungnya di depan Eros?

"Sialan! Ayana!" Eros menggeram dengan tangan terkepal. "Eh! Ayana mana?!" bentak Eros pada kedua gadis itu.

Mereka yang terkejut langsung saling berpandangan dengan wajah panik. Eros makin menggeram. "Ayana mana?!!!" bentaknya lagi semakin keras. 

"Ta-tadi udah keluar, kak."

"Ya terus kemana, anjing?!"

"Kita ga tahu, kak. Maaf."

"Sialan!!" Eros mendesah kasar dan membalikkan tubuhnya untuk mencari keberadaan gadis itu.

Jangan sampai Eros menggunakan cara gila seperti sebelumnya untuk mencari Ayana. Mengeluarkan uang sepuluh juta bahkan lebih untuk menemukan Ayana bukanlah hal yang sulit Eros lakukan. Uang seperti itu sangat tidak berharga untuk Eros.

Eros meraih ponselnya dari dalam saku. Ia menekan nomor Ayana dan melakukan panggilan. Satu kali ia menelepon dan tidak ada balasan. Dua kali pun Eros masih diabaikan.

"Sialan nih anak. Berani-beraninya dia ga angkat telepon gue?! Awas, lo!" Eros menggenggam erat ponselnya dan masih melakukan panggilan ke tiga.

Dan...

"Halo?"

"Dimana?!"

"Di perpus?"

Eros memejamkan matanya dan meremas kuat ponselnya sendiri. "Lo pengen banget gue marahin kayaknya."

"Ga gitu...,"

"Diem disitu!!"

"Ga bisa... - Kafi itu buku yang aku cari." 

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang