Eros | [33]

8.9K 499 227
                                    


Sabar yaaaa....

Dikit lagi kita akan mencapai  garis finishhh

Masih setia menemani ENA sampai akhir kan? 

Sampai nikah sampai happy ending wkwkwkwkwkkw

Pejuang Happy ending tuh harus dapat ending yang membahagiakan soalnya....

Spill emot yang cocok untuk Eros cobakkkk wkwkwkw

Happy Reading <3

.

.

Ayana berlari dengan mata yang terus mengeluarkan tangis. Rasanya jantungnya berhenti berdetak mendengar kabar Valerie. Ia merasa kakinya lemas dan ia hampir tidak bisa berdiri dengan tegak. Tubuhnya bergetar ketika melangkahkan kaki di lorong rumah sakit.

Ada Marvel yang ikut panik bersamanya. Dan ketika Ayana sampai, ada Ravin dan Kenzi di sana menunggu. Ayana terengah-engah dengan wajah sedih. Ia masih menangis, ia tidak mau kehilangan Eros. Ia takut. Sangat takut.

"Ayana...," Kenzi mendekatinya. Dan Kenzi bisa melihat wajah panik Ayana. Gadis itu pucat sekali.

"Eros gimana? Eros ga papa, kan? A-aku mau ketemu Eros."

Kenzi menahan tubuh Ayana yang hendak masuk ke ruang operasi. 

"Aku mau ketemu Eros!" ia memberontak dan Kenzi menahannya lebih kuat. 

"Eros lagi ditangani dokter. Please, Ya. Kita di sini semua khawatir sama Eros." Kenzi mendesah berat. Ia mengusap punggung Ayana. "Lo harus kuat buat Eros."

Tangis Ayana makin pecah dan tubuhnya hampir lunglai jika Marvel tidak sigap menahannya di belakang. Marvel mendekap tubuh Ayana dan mencoba menenangkan Ayana agar kakaknya merasa tenang. Ayana meremas kemeja Marvel dan menumpahkan segala rasa ketakutannya dalam tangisan itu.

Saat di bawah ke rumah sakit Eros sudah kehilangan banyak darah. Mungkin karena perjalanan ke rumah sakit yang cukup memakan waktu. Padahal Kenzi menyetir sudah seperti orang kesetanan dan bahkan ia melewati lampu lalu lintas begitu saja.

Ketika sampai di rumah sakit Eros sudah tidak sadarkan diri. Wajahnya sangat pucat dan ia tidak merespons apapun. Eros kritis. Hal ini sudah mereka laporkan ke pihak kepolisian dan Mario sedang menjadi buronan mereka.

"Aku tadi di telepon Valerie." Ayana terisak. 

"Kita ngehubungi Valerie dulu emang. Karena Danve juga lagi luka parah. Dia dikeroyok, Ya." Ravin mengatakannya dengan berat hati. "Valerie lagi nemenin dia di kamar lain."

Danve juga saat ini sedang di rawat di kamar lain. Ada Valerie yang menemaninya di sana. Valerie sama paniknya dengan mereka. Dan ia bahkan sampai menangis melihat kondisi Danve yang memiliki luka lebam di sekujur wajah dan tubuhnya. Bahkan saking banyaknya pukulan yang Danve terima, tangan kirinya patah.

"Sebenarnya kenapa bisa kayak gini, Rav?"

"Lo inget Mario, kan?"

Ayana menganggukkan kepalanya. Bagaimana bisa ia melupakan nama pria yang hampir membuatnya kehilangan kesuciannya. 

"Mario dan anak buahnya cari gara-gara. Eros dateng dan kita terlibat baku hantam. Tapi si anjing itu malah nusuk Eros dari belakang. Bangsat....," Ravin ingin sekali meremukkan kepala Mario jika mengingat kembali kejadian itu.

Ravin menepuk pundak Kenzi saat sahabatnya menghela napas lelah dan mengusap wajahnya kasar. Kenzi sama sekali tidak bisa kehilangan pria itu. Ia berjanji jika Eros tidak bertahan di dalam sana... Kenzi akan memastikan bahwa nyawa di bayar dengan nyawa. 

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang