Eros | [Extra 9]

8.8K 356 133
                                    


Btw ada beberapa adegan rate 17+ ya.... 

***

Kelemahan Aidan nih wkwkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kelemahan Aidan nih wkwkwkwk

***

Aidan menarik kursinya lebih dekat dengan meja. Saat ini sedang jam makan siang, jadi mereka bersama-sama sedang menikmati makan siang di sebuah kantin. Awalnya Aidan duduk bersama Moza dan Rafael. Mereka bertiga cukup dekat di sekolahan, tetapi ketika melihat Sasi memasuki area kantin tatapan Aidan teralihkan.

"Kemarin papaku bellin PS baru. Nanti ke rumahku, yuk? Kita main bareng." Moza sudah menyeletuk, memberikan ide untuk kegiatan mereka weekend nanti.

Rafael sudah mengiyakan. Ia sangat setuju dengan ajakan Moza. Lalu keduanya menatap Aidan bersamaan, dan nyatanya teman mereka yang satu itu sedang tidak memfokuskan diri pada percakapan mereka.

"Dan... lihatin apa, sih?" tanya Rafael penasaran.

Aidan kemudian menatap keduanya lagi. "Kalian ngomong apa?"

"Weekend main ke rumah Moza. Dia punya PS baru." Rafael mengulang rencana pertemuan mereka ke depannya.

Aidan mengangguk-angguk. "Aku ga ikut. Udah bosen main PS soalnya." Ia sangat jujur. Setiap ada PS baru yang keluar, pasti ia akan memiliki benda itu di rumah, jadi Aidan sangat tidak tertarik dengan ide mereka. 

"Aku mau pindah tempat duduk."

"Mau ke mana?" tanya Moza.

"Duduk sama Sasi." Aidan turun dari kursinya lalu berjalan membawa kotak bekalnya menuju ke arah Sasi duduk. Gadis itu duduk sendirian di sana dan... Aidan entah kenapa tidak bisa membiarkannya duduk sendiri. 

Ketika sampai di depan Shazia, Aidan berdiri masih memegang kotak makanannya. Lalu tatapnya bertemu dengan Shazia. "Aku mau duduk sini."

"Kenapa?" tanya Shazia.

"Karena kursi ini bukan punya kamu. Jadi siapa aja boleh duduk di sini."

"Bukan. Maksud aku, kenapa kamu pindah. Kamu kan tadi duduk di sana?"

"Ga suka?"

Shazia menggeleng cepat. "Duduk aja kalau gitu."

Aidan pun duduk di depannya. Melanjutkan makanannya yang tertunda. Mereka duduk berhadapan tanpa bicara, meskipun terkadang Aidan melirik beberapa kali ke arah gadis itu namun Shazia tidak juga menatapnya. Shazia selalu fokus pada kegiatannya sendiri.

Sampai pada menit ke lima belas ia melihat Shazia kesusahan membuka plastik sedotan dari kotak susunya lalu Aidan menjulurkan tangannya dan mengambil plastik sedotan itu. Ia membukanya tanpa bicara dan kemudian menusukkan langsung pada susu cokelat miliki Shazia.

"Makasih, Aidan."

Aidan tidak menjawab apapun kecuali deheman kecil.

Kemudian beberapa menit terlewati, Moza dan Rafael tiba-tiba datang menghampiri meja Shazia dan Aidan sambil membawa kotak makan mereka juga. Melihat kehadiran keduanya, Shazia dan Aidan mendongak dan melihat Rafael dan Moza.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang