Eros | [22]

10.7K 635 299
                                    


Waduh, udah chapter 22 aja Eros ini wkwkwkwk....

Masih semangat kan ngikutin kisah Eros yang hadir setiap hari buat kalian wkwkwkwkwk...

Warning :

Cerita ini menyebabkan kegemesan
Halusinasi
Ingin cepat mendapatkan jodoh (kalau bisa yang kayak Eros)
Pengen nampol Ayana karena gemes wkwkwk

Happy Reading

***

Eros menggenggam jemari itu lalu berjalan masuk menuju villa setelah mereka menghabiskan waktu berdua untuk menikmati langit penuh bintang. Ayana nampak diam dan tertunduk, seolah malu karena mengingat bagaimana bibir Eros menciumnya dengan dalam. Ayana tidak bisa menghilangkan bagaimana rasa dua bibir yang saling menyatu saling mencari kenikmatan dalam melumat.

Ia jadi paham kenapa orang-orang menyukainya?

Memahami bagaimana gadisnya diam, Eros menoleh lalu berhenti berjalan. Hal itu membuat Ayana kebingungan dan langsung mendongak menatap Eros yang saat ini sedang memandanginya heran.

Karena efek ciuman itu, Ayana jadi tidak bisa memandang wajah Eros terlalu lama. Rasanya pipinya kembali panas dan memerah. Ia menunduk, menghindari tatapan mata Eros yang sangat mengintimidasi. 

Eros pun menghela napas lalu menarik dagu Ayana untuk mendongak menatapnya dengan tangan yang menganggur. Saat dua bola mata indah itu memandangnya Eros menautkan alisnya. "Kenapa?" tanya pria itu.

Ayana menggeleng. Gemas sekali membuat Eros ingin mengecup bibir itu sekali lagi. Jadi ia lakukan. Ia mendekat dan mencuri satu ciuman singkat di sudut bibirnya membuat Ayana melonjak kaget dan langsung menatap ke sekeliling.

"Eros nanti ada yang lihat." Ia berucap dengan wajah panik namun Eros hanya mengedikkan bahunya tak acuh.

Ayana menghela napasnya malu. Ia menepuk-nepuk pipinya yang kini terasa panas. "Er...," panggil Ayana dan wajah gadis itu menatap ke bawah. 

"Kalau lagi ngajak ngomong tuh lihat orangnya."

Ayana melirik singkat Eros namun langsung tertunduk lagi. Sungguh, kenapa sikap malu-malu Ayana semakin bertambah parah saat ini? Eros tidak tahan.

"Lo sengaja gue cium lagi apa gimana?"

Ayana mendongak dan menggeleng cepat. "Ga gitu."

Eros berdecak. "Terus gimana?"

Ayana melipat bibirnya ke dalam dan kemudian mengusap hidungnya yang tiba-tiba gatal. "Aku mau nanya."

"Tanya apa?" Eros masih menggenggam tangannya, bahkan kini pria itu memasukkan jemari Ayana ke dalam jaketnya dan ia usap pelan dengan ibu jarinya. 

"Ki-kita... pacaran?"

Eros harus mengakui bahwa gadis ini adalah gadis tergemas yang pernah ia temui. Eros tertawa kecil lalu mengusap rambut Ayana. "Maunya gimana?"

"Ke-kenapa jadi maunya aku?"

Eros mengerutkan dahi. "Lo barusan nanya."

Ayana tergagap. "Soalnya kita udah...," Ayana melipat bibirnya lalu tersipu untuk membicarakan hal yang berada di kepalanya. "Lupain."

Eros tidak kuasa menahan tawanya. Ia mengacak surai Ayana gemas dan gadis itu kelihatannya kesal karena kini Eros melihat bibirnya yang dimanyunkan.

"Gue sayang sama lo, Ya. Percaya?" tanya Eros tiba-tiba dan Ayana mendongakkan kepalanya.

Ia terkejut. Merasa jantungnya berdebar tidak karuan di dalam sana. Ada yang meremas dadanya hingga terasa sangat gugup untuk memandang Eros lebih lama dari lima detik. Ayana pun tiba-tiba membuang napasnya dan mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah. Merasa salah tingkah.

EROS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang