Sabrina
Dam, di apart?Lakinya Mba Inul
Iye. Kenapa?Sabrina
Gue kesana ya. Boleh nggak?Lakinya Mba Inul
Tumben lo jadi manusia bermatabatLakinya Mba Inul
Biasanya main nyelonong masuk ajaSabrina
Boleh nggak?Lakinya Mba Inul
NggakSabrina
OkeLakinya Mba Inul
Pasrah amat???Lakinya Mba Inul
Gue mau keluarSabrina
Iya. Hati-hati di jalanLakinya Mba Inul
Ikut nggak?Lakinya Mba Inul
Mau ke angkringanSabrina
Boleh?Lakinya Mba Inul
Lo nanya boleh apa enggak sekali lagi dapet
piring cantik yaSabrina
Gapapa. Lumayan nambah koleksi piring di apart gueLakinya Mba Inul
Hedeh. Buruan bagindaLakinya Mba Inul
Nggak dateng dalam lima menit siap nggak siap lo gue jemputSabrina
Udah siapHarusnya Adam menaruh curiga ketika Sabrina bilang kalau dia sudah siap. Mana ada cewek gesit yang dalam hitungan satu detik sudah siap diajak jalan? Mustahil. Buktinya Sabrina yang muncul di hadapannya sekarang cuma pake kaos berlapis kemeja polos warna putih dan kolor pink barbie yang lebih cocok dipakai buat olahraga.
"Lo yang bener aja dong. Masa ke angkringan pakai kolor?" Adam merasa kepalanya berdenyut-denyut. Pusing sendiri melihat tampilan gadis itu.
"Ada bahasa yang lebih bagus dari kolor. Misalnya short pants."
"Ya, pokoknya itu lah. Ganti sana. Ke angkringan pakai ginian yang ada lo sedekah paha ama abang-abang yang jual."
"Males ganti."
"Gue tungguin."
"Males naik."
Adam berkacak pinggang dengan muka super capek yang siap mengomel. "Lo tuh ya, tolong lah kerjasamanya. Gue lagi males berantem sama orang."
"Kenapa pula lo harus berantem?"
"YA KALAU LO DIGANGGUIN LO PIKIR GUE BISA DIAM?!" Semburnya kesal. Tapi bukannya merasa bersalah, Sabrina justru memandangi Adam dengan lagak tanpa dosa. Napas cowok itu terhela pelan. Terus tanpa diduga, Adam mengotak-atik ponselnya. Mencari satu kontak lalu menempelkan benda tersebut di telinga. "Gue aduin ya sama bokap lo pakai baju ginian."
Ancamannya berhasil membuat Sabrina bereaksi. Gadis itu berdecak lantas secepat kilat merebut ponsel dari tangan Adam. Emosinya memuncak saat tau kalau Adam hanya mengerjainya. Layar ponsel cowok itu hanya menampilkan gelap. Sama sekali tidak ada tanda-tanda panggilan terhubung dengan ayahnya. "Lo bohongin gue ya?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Agency [END]
Ficción GeneralSabrina sama Naka itu musuh abadi, orang satu kantor juga tau seberapa parah mereka saling membenci. Tapi siapa yang menduga kalau di balik rasa benci itu, Sabrina justru jatuh hati pada Naka? Di hari terakhir Naka bekerja di Plan B, Sabrina tanpa p...