Act 24

19.3K 1.3K 37
                                    

Sabrina senang sekali bisa mengunjungi Silver Crown. Dia sudah mengucapkan selama tinggal pada Bella. Hapenya sudah dimatikan agar tidak ada lagi yang mengganggunya. Bodo amat kalau nanti ada revisi dari klien. Jam kerjanya sudah berakhir sejak jam lima sore. Dia tidak dibayar untuk lembur yang sifatnya mendadak seperti ini.

Lagian, yang mengerjakan perkerjaannya tadi kan Naka. Kalau Naka yang mengerjakan, kemungkinan revisinya sangat kecil. Cowok itu kan pintar.

Sabrina bersenandung sangking senangnya. Dia semangat sekali membuka seatbelt begitu mobil Naka berhenti di parkiran Silver Crown.

"Tunggu dulu." Naka menahannya. "Sebelum masuk ke dalam kamu harus janji sama aku."

"Janji apa sih?"

"Janji kalau kamu nggak bakal mabuk." Wah, itu sih agak susah ya. Kan niatnya Sabrina ikut untuk menghilangkan penat. Masa dia tidak boleh minum? "Kalo mau minum satu sloki aja, nggak boleh lebih."

"Kamu kayak mama deh. Banyak larangannya."

"Aku lagi serius, Shabby." Naka berucap tegas. Dia baru sadar kalau gadisnya ini rada rebel. Padahal sudah dari dulu begitu. "Kamu suka gila kalau mabuk."

"Gila gimana?"

"Kamu nggak inget?" Naka menghela napas banyak-banyak. "The first time we kissed, it happened when you were drunk. The first time we made love, it happened when you were drunk too. Sebagai satu-satunya yang waras, pertahananku nggak sekuat itu, oke?"

"Kamu harus banyak-banyak belajar berarti."

Astaga, gadis ini. Dia yang membuat ulah tapi Naka yang diserahi tugas untuk belajar menahan diri.

"Shabby, just say yes. Could you?" Naka memohon. Raut melasnya membuat gadis itu tertawa.

Sabrina meraih satu tangan Naka. Jari kelingkingnya melingkari kelingking cowok itu. "Iya, oke. Aku nggak akan minum," janjinya. "Nggak usah stress begitu. Aku tau diem-diem kamu suka. Muka kamu tuh sumringah banget abis kita ngapa-ngapain, tau?" ejeknya.

"Oke, aku kalah."

"Bagus."

"Tapi tetap. Kamu cuma boleh minum satu sloki."

"Iya, astaga." Sabrina berdecak. "Gunanya pingky promise apaan kalo aku nggak nepatin janji?"

"Siapa tau kamu berkhianat."

Bola mata gadis itu berputar sebal, "berkhianat banget bahasa kamu. Memangnya aku ini apa?" Sabrina bersungut-sungut. "Gini deh, aku kasih stamp biar kamu percaya." Dia menunduk untuk mengecup kelingking mereka yang bertaut. "Udah, ya. Janjinya udah disegel."

Silver Crown cukup ramai karena ini Jumat malam dan akan jauh lebih ramai di hari Sabtu dan Minggu. Mata Sabrina berpendar mencari-cari meja yang ditempati Kasa dan Ravel. Ketika dia berhenti untuk melihat lebih jelas, Naka malah menubruknya dari belakang.

"Kamu liat-liat dong kalau jalan. Masa aku ditabrak?" Sabrina mengeluh.

"Kamu yang berhenti tiba-tiba."

"Kan aku mau cari meja mereka. Lagian kamu ngapain di belakang?"

"Jagain kamu."

"Oh, please." Sabrina gemas sendiri. "Jangan kayak bodyguard gitu dong. Kamu kan pacar aku. Tuh cowok-cowok kegatelan kamu pelototin juga ciut."

Agency [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang