"Hikss ian lapal" lirih ian karena sudah 2 hari ian belum memakan apapun.
"Hufftt ian halus semangat keljanya, bial bisa beli mam" Seru ian menyemangati dirinya sendiri sambil menghapus air matanya.
Setelah beberapa menit mencari botol plastik bekas, namun ian belum mendapatkan banyak botol karena mungkin sudah diambil oleh pemulung lain.
"Ian halus cali kemana lagi" Murung ian karena sekarang dia benar-benar lapar. Kalo pun ian jual botol yang sudah ian dapat, itupun tidak akan cukup untuk membeli seporsi nasi.
Karena lelah terus berkeliling mencari botol bekas, ian menyempatkan untuk beristirahat sebentar karena dia benar-benar kelelahan.
"Dek" panggil seorang perempuan yang menghampiri ian karena merasa kasihan melihat anak didepannya terlihat pucat.
"Huh?" Ian mendongak sambil memiringkan kepalanya saat ada yang memanggilnya.
Tanpa ian sadari perempuan yang mendatangi ian tadi terpekik gemas karena melihat ekspresi ian yang menggemaskan.
"Omo omoo kiyuuuttt" Batin perempuan tersebut merasa gemas ingin mencubit pipi chubby anak didepannya namun melihat wajahnya yang pucat membuat dia mengurungkan keinginannya itu.
Walaupun badan ian kurus dan pendek tak seperti anak berumur 14 tahun pada umumnya malah keliatan kaya umur 10 atau 8 tahunan, namun pipi ian itu cubitable bangett.
"Adek lagi apa disini hm? Orang tua adek mana?" Tanya perempuan tersebut sambil mengusap kepala ian lembut.
"Ian lagi istilahat kakak, eum olang tua ian gak tau dimana" Jawab ian sambil menunduk menahan tangisnya.
Perempuan tadi sedikit tertegun saat mendengar jawaban anak didepannya ini.
"Maafin kakak yah, kakak udah bikin kamu sedih"
"Hum ndak papa kak" Jawab ian sambil mengangguk sampai membuat pipi nya bergoyang.
"Duh gemesin banget sih kamu" Ucap perempuan itu merasa gemas yang akhirnya mencubit pipi ian pelan karena takut ian merasa kesakitan.
"Yaudah ian mau belangkat kelja lagi yah kakak" Ucap ian sambil berusaha berdiri.
"Ini kakak ada sedikit uang buat kamu jajan, diambil yah" Perempuan itu menyodorkan 2 lembar uang berwarna merah kepada ian yang menatapnya tidak percaya.
"I-ini buat ian semua?" Kaget ian sambil melotot lucu membuat perempuan itu terkekeh gemas.
"Iya ini buat adek semua" Jawabnya sambil menyodorkan uang tadi ketangan mungil ian.
"Wah makasih banyak kakak baik" Ucap ian senang karena akhirnya ia bisa membeli nasi untuk makan.
"Yaudah kakak pulang yah, adek hati-hati jaga kesehatannya" Pamit perempuan itu kepada ian karena memang waktu sudah menunjukkan sore hari.
"Iya kakak baik, hati-hati yah papayyy" Lambai ian pada perempuan itu.
"Yeayyy akhilnya ian bisa beli mam" Pekik ian sambil berjalan untuk mencari warung makan.
Saat ian sedang berjalan melewati jalan yang sepi tiba-tiba ada tiga orang preman yang menghampiri ian karena memang sedari ian bersama perempuan tadi mereka memperhatikan dari kejauhan dan melihat ian yang diberi uang oleh perempuan itu, niat jahatpun muncul dikepala mereka.
"Heh bocah" Teriak salah satu preman sambil menghampiri ian.
Ian tersentak kaget karena tiba-tiba ada yang meneriaki nya.
"I-iya paman" Jawab ian sambil menatap mereka takut.
"Siniin duit lo" Ucap preman tadi datar hingga membuat ian bergetar takut.
"I-ian gak p-punya uang p-paman" Jawab ian sambil menyembunyikan uang yang ia dapat dari kakak baik yang menghampirinya tadi.
"Ck gausah bohong deh lo bocah, lo pikir kita gak tau? Lo dikasih uang kan sama perempuan tadi!" Sentak preman tersebut membuat ian sedikit terisak karena ia benar-benar ketakutan sekarang.
"J-jangan ambil u-uang Ian paman hikss" Isak ian sambil menunduk karena takut di sakiti oleh preman-preman dihadapannya.
"Lo mau kasih uang itu secara baik-baik atau pake kekerasan hm?" Ucap preman tersebut kembali dengan nada datarnya.
"Gak b-boleh paman hikss ini b-buat ian beli mam hiks"
"Ck gak usah banyak bacot, udah sini duitnya Se.ka.rang!" Tekan preman tersebut diakhir.
Dengan segala keberanian yang ian punya, ian mencoba kabur dan berlari sekencang yang dia bisa dari preman yang memalaknya.
"HEH JANGAN KABUR LO BOCAH" Teriak preman itu sambil mengejar ian yang sudah berlari kabur.
"Hikss ian halus sembunyi dimana hikss" Tangis ian panik karena preman tadi mengejarnya.
"Aduh sstt aww" Ringis ian karena tidak sengaja kakinya terkilir.
"Haha akhirnya ketangkep juga lo" Seringai preman tersebut setelah menangkap ian.
"Hikss paman lepasin ian hikss ian mohon, toloooongg siapapun hikss tolong ian" Teriak ian meminta pertolongan berharap ada orang yang mendengar teriakannya.
"DIAM BOCAH" Bentak preman itu sambil menjambak rambut ian kuat.
"Hikss TOLOONGG IAN, TO-" Belum sempat menyelesaikan ucapannya tiba-tiba benda tajam menusuk perut ian sebanyak dua kali.
"Hikss s-sakit hikss t-tolong" Lirih ian karena kesadaran mulai memudar.
"Coba aja lo nyerahin duit nya secara baik-baik, gue gak akan pake cara kekerasan" Datar preman yang sudah menusuk ian tadi tanpa merasa bersalah sedikitpun.
Setelah mendapatkan uangnya mereka pun pergi meninggalkan bocah yang tengah sekarat itu.
"Hikss k-kenapa hikss semuanya t-teljadi sama hikss i-ian, Ian c-cuma pengen ba...ha..gia" Lirih ian sebelum akhirnya menutup matanya.
Maaf yah kalo banyak typo
Suka gak?
Jangan lupa vote & komen nya
Gumawooo
(づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Liandra (Slow Update)
Teen FictionBercerita tentang seorang anak berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara karena dibuang oleh orang tuanya kita sebut saja Liandra. Diumur yang seharusnya masih sekolah, bermain, dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua, ian justru harus bekerja...