"APAAANG CEENN" Teriak ian saat baru sampai di ruang keluarga, tentu saja semua keluarga sudah berada disana setelah membersihkan diri mereka masing-masing.
"Dydy tuluuun" Berontak ian dalam gendongan marvin, ian ingin segera menghampiri abangnya itu.
"Sabar sedikit baby, nanti jatuh" Marvin pun menurunkan ian setelah sampai di ruang keluarga.
"Ishh lepas, ian au apang cen" Ucap ian karena baju belakangnya dipegang oleh dion, seperti anak kucing.
"Dion sudah, nanti baby menangis" Ucap reina memperingati anaknya itu.
"Huh apang ion nakayy" Dengus ian sambil memalingkan wajahnya membuat mereka semua gemas.
"Wangii" Ucap arsen saat sudah mendudukkan ian dipangkuannya.
"Ia dong, ian kan dah mandii" Cengir ian memperlihatkan gigi susunya.
"Tidak mandi pun, adik abang ini tetap wangii" Kekeh arsen mencium seluruh wajah ian, membuat mereka semua yang ada disana menatap arsen iri.
"MYMYYYY" Teriak ian saat melihat syella yang baru datang.
"Hai sayang" Jawab syella sambil berjalan kearah ian.
"Sama mommy?" Tanya syella sambil menepuk pahanya saat sudah duduk di sofa dekat arsen.
"Eum" Angguk ian mencoba turun dari pangkuan arsen.
"APAAANGG" Kaget ian karena saat dia akan turun dari pangkuan arsen, tiba-tiba arsen berdiri membuat ian reflek memeluk kaki arsen dan jadilah ian bergelantungan di kaki arsen seperti anak koala.
"Apang ndak boyeh gituu, no noo" Marah ian mengerutkan keningnya dan menatap arsen tajam, bukannya seram tapi malah kelihatan menggemaskan dimata arsen dan semua orang yang ada disana.
"Abang jangan gitu ah, nanti baby jatuh gimana" Ucap syella menggambil ian dan mendudukkannya dipangkuannya.
"Hahaha maaf, arsen hanya ingin mengerjai baby" Tawa arsen sedikit canggung karena melihat tatapan tajam semua orang mengarah kepadanya.
"Humpp, tenapa cemua olang nyebeyin cih" Kesal ian menggembungkan pipi chubby nya.
"Loh loh, papa gak ngapa-ngapain loh kok ikut nyebelin" Ucap martin tidak terima, takut ikut didiami oleh ian.
"Tulun tuluun, ian ndak au dicini" Kesal ian sambil menggoyangkan kakinya.
"Yaudah iya-iya turun" Pasrah syella saat melihat ian yang menatap kearahnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"Baii ian pelgii" Ucap ian berjalan entah kemana sambil menghentakkan kakinya.
"Hiksss jantung gue gak aman" Batin sasha sambil memegang dadanya, begitupun semua orang yang berada disana gemas melihat tingkah bayi mereka.
"Udah biarin mas" Ucap dania saat suaminya akan menyusul ian, dia yakin ian tidak akan berani untuk keluar mansion. Palingan pergi ke taman belakang atau ke ruang bermain pikir dania.
"Sebaiknya kita harus segera menyusun rencana" Ucap arsen tiba-tiba membuat suasana menjadi mencekam.
Beralih ke Ian.....
"Psstt, psstt" Bisik ian memanggil mochi yang sedang bersantai diluar.
"Psstt, mochi ciniiii" Lanjut ian.
"OII CINIII OIII" Teriak ian kesal karena tidak mendapatkan jawaban dari sistem.
"Ada apa tuan?" Bingung sistem sedikit kesal dengan tuannya karena mengganggu waktu bersantai nya.
"Ian panggil dali tadi tok ndak di jawab cih" Marah ian.
"Ya mana saya tau, saya nggak denger tuh" Jawab sistem.
"Tok pada nyebeyin cemua cih iiiihh" Gerutu ian kesal karena hari ini menurut ian semua orang menyebalkan.
"Iya maafkan saya tuan, salah saya" Ucap sistem mengalah agar tuannya itu tidak bertambah kesal.
"Huh ian bocen, main kelual yuk" Ajak ian kepada sistem.
"T-tapi tuan di-" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, ian tiba-tiba menggendong sistem dan berjalan keluar mansion lewat pintu belakang.
"Wah om-om celem nya ndak ada, beluntung banet deh ian hehee" Senyum ian senang karena semua bodyguard yang berjaga di belakang mansion sedang di ruang bawah tanah mengurus mayat tasya.
Ya, Frans diberitahu oleh para bodyguard yang berjaga di ruang bawah tanah bahwa tasya telah meninggal karena kehabisan banyak darah, obat misterius yang terus disuntikan ke tubuh tasya tidak bekerja lagi yang akhirnya mereka pun di tugaskan untuk mengamputasi tubuh tasya.
"T-tuan sebaiknya anda harus mengurungkan niat anda" Ucap sistem memperingati ian, karena dia merasa akan terjadi sesuatu.
"Suutt belicik, mochi itut ian aja" Jawab ian mengacuhkan peringatan dari sistem, tanpa mengetahui akan terjadi apa diluar sana.
"Nah campeee" Senang ian karena akhirnya bisa keluar dari mansion tanpa diketahui semua orang.
"Tuan dengarkan saya, sebaiknya kita harus cepat masuk karena pe-"
"Halo" Ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka membuat ian dan sistem menatap kearah orang itu.
"Ehh om ciapa?" Bingung ian sambil memiringkan kepalanya.
"Tuan cepat masuk kedalam, saya merasa orang ini mempunyai niat buruk" Panik sistem, karena dia merasa orang dihadapannya ini akan melakukan sesuatu.
"Om temen daddy kamu" Jawab pria itu dengan nada yang terdengar sedikit mencurigakan.
"Hmm emen dydy?" Bingung ian.
"Tuan tolong dengarkan saya, sebaiknya anda se-"
"MMHHH MMHH" Telat, sebelum sistem bisa memperingati, pria itu tiba-tiba membekap mulut ian menggunakan kain yang telah diberi obat bius membuat ian seketika pingsan. Pria itu melempar sistem ke semak-semak dan pergi begitu saja menggunakan mobilnya menjauh dari mansion keluarga dirgantara.
"Tuan saya mohon bangunlah" Panik sistem dipikiran ian, mencoba membangunkan tuannya namun sama sekali tidak mendapatkan respon dari tuannya.
"HAHAHAH orang-orang bodoh" Tawa pria itu senang karena sudah berhasil menculik ian, dengan mudahnya ian meretas cctv untuk melakukan aksinya itu.
"Bos pasti akan senang karena aku berhasil menculik bocah ini hahahah" Batin pria itu bersmirk.
Miann author baru up hhee, lagi banyak kerjaan jadi gak sempet buat nulis
Maaf yah kalo banyak typo
Jangan lupa vote & komen nya
Gumawooo
(づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Liandra (Slow Update)
Teen FictionBercerita tentang seorang anak berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara karena dibuang oleh orang tuanya kita sebut saja Liandra. Diumur yang seharusnya masih sekolah, bermain, dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua, ian justru harus bekerja...