"baby bangun sayang, kita makan malam dulu" Reina yang tak bisa menahan keimutan Ian pun dengan cepat langsung mencium pipi bulat itu secara bertubi-tubi.
"Eumm" Ian berusaha menjauhkan wajah seseorang yang terus-menerus menciumi pipinya.
"Bangun ah makan dulu, selesai makan boleh tidur lagi"
Dengan susah payah Ian membuka matanya secara perlahan karena rasa kantuknya yang masih sangat besar, menatap orang yang mengganggunya yang ternyata mama Reina.
"Mamaaa" Lirih Ian.
"Iya baby, kenapa hm mau gendong?"
"Umm" Angguk Ian sambil merentangkan kedua tangannya.
"Ouhhh bayi nya mama yang comeeell" Dengan senang hati Reina menggendong bayi manja itu.
"Ah iya aku hampir lupa" Dengan tergesa-gesa Reina segera mengambil HP nya yang berada di atas meja dan menelpon suaminya.
"Halo mas"
"Kenapa sayang?"
"Kamu masih di jalan?" Tanya Reina.
"Hm ya, apa ada sesuatu yang ingin dibeli?"
"Aku lupa bilang tadi, susu baby habis. Sebelum kesini kamu mampir dulu ke minimarket ya beli susu buat baby"
"Siap laksanakan istri tercintaah" Ucap Martin diseberang sana sambil berpose hormat yang tentu saja tak dapat dilihat oleh Reina.
"Hahahh yaudah, aku tutup telponnya ya kamu hati-hati"
"Iya istri, I love you say-"
Tut
Reina hanya bisa terkekeh geli dengan tingkah laku suaminya yang seperti anak kecil jika sedang bersama dirinya. Dia yakin sekarang suaminya itu sedang kesal karena dia tiba-tiba mematikan sambungan telponnya.
"Baby, jangan tidur lagi dong" Dengan sengaja Reina menggelitiki badan Ian agar bayi itu tidak tertidur lagi dalam pangkuannya.
"Hahaha nooo, janan gitik-gitik ian maaa hahaha (Hahaha no, jangan gelitikin Ian mama)" Suara merdu Ian mengalun indah di ruangan itu, membuat siapa saja yang mendengarnya akan merasa tenang didalam hatinya.
"Eung papa?" Tanya Ian dengan jari telunjuknya yang berada dibibir dan kepala yang sedikit miring kesamping.
"Ugh tahan Reina, jangan gigit pipi bulat ituu" Batin Reina sambil menggigit pipi dalamnya karena tak tahan dengan keimutan Ian.
"MAAA" Ian yang kesal karena di abaikan oleh Reina pun dengan keras memanggil Reina yang terbengong sambil memandang dirinya.
"A-ah iya apa baby?" Kaget Reina karena Ian tiba-tiba berteriak.
"Papa ish, kok ndak ada" Dengan bibir yang manyun dan raut wajah kesalnya, ian mengatakan kembali pernyataan nya tadi kepada sang mama Reina.
"Papa disini baby" Suara bariton muncul setelah pintu terbuka, yang ternyata Martin baru saja sampai.
"Hmpp meluncuuulll (Hmpp meluncur)" Secara tiba-tiba Ian melompat dari pangkuan Reina yang sedang lengah ke arah Martin yang terkejut dengan pergerakan mendadak Ian.
"ASTAGA BABYY" Reina yang tersadar Ian melompat dari pangkuannya pun kaget, untung saja suaminya cepat berlari untuk menangkap tubuh bayi nakal itu.
"Yeeyy pendalatan belhacil" Dengan sigap Martin menangkap tubuh bayi itu yang kalau saja dia tidak cepat mungkin sekarang Ian sudah tergeletak di lantai, untung saja refleknya bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Liandra (Slow Update)
Teen FictionBercerita tentang seorang anak berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara karena dibuang oleh orang tuanya kita sebut saja Liandra. Diumur yang seharusnya masih sekolah, bermain, dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua, ian justru harus bekerja...