"Hahaha baiklah, tuan memang yang paling tampan"
"Huh dacal mochi nyebeyin" jawab ian masih dengan kekesalannya.
"Daripada marah-marah tidak jelas, lebih baik sekarang tuan menjalankan misi pertama anda bagaimana?" Tawar sistem seketika membuat ian tertarik.
"Mici yah? Oyeh deh!" Seru ian karena merasa penasaran juga misi pertamanya akan seperti apa.
"Karena ini misi pertama anda, maka dari itu anda tidak perlu khawatir karena anda tidak akan mendapatkan hu-" Belum selesai berbicara tiba-tiba ian menyela omongan sistem.
"Ish uluan mochi, ian dah ndak cabal nih cama micinya" Sela ian tidak sabaran.
"Ck untung tuan, kalo bukan udah gue lempar ಥ‿ಥ" Batin sistem.
"Baiklah tuan jika anda ingin melihat misinya, anda bisa melihatnya di status anda tuan" Jelas sistem kepada ian.
"Ohh oteyy, ON"
Status
Nama : Liandra
Umur : 3 Tahun
Ketampanan : 85%
Kecantikan : 90%
Keimutan : 90%
Kepintaran : 90%
Keberuntungan : 90%Koin : Unlimited
Misi
- Menarik perhatian bos mafia kaya raya nomor 1 di asia yang terkenal dingin, kejam dan sadis agar dijadikan bungsu kesayangan keluarga Dirgantara.Hadiah
- Mendapatkan pewangi tubuh alami
- Mendapatkan 5% ketampanan"Adi ian haluc apain cupaya ci boc apia bica teltalik cama ian?" Bingung ian karena dia tidak tau bagaimana caranya menarik perhatian si bos mafia itu.
"Tidak perlu susah-susah memikirkan bagaimana caranya tuan, mudah saja hanya dengan menunjukkan wajah imut anda saya yakin dia akan langsung tertarik"
"Huh cemudah itu?" Heran ian, yang benar saja masa cuma modal muka imut doang bisa langsung kepincut.
"Percaya kepada saya tuan"
"Audah deh, ayok ita belakcii" Seru ian sambil mengepalkan kedua tangan mungilnya keatas.
Sistem hanya bisa terkekeh gemas melihat kelakuan tuannya itu.
"Nah mochi cekalang ian haluc emana?" Tanya ian karena tidak tahu si calon daddy nya itu dimana.
"Uhh mau dong jadi simpenannya daddy(~ ̄³ ̄)~" (Author)
"Sebelumnya kita harus keluar terlebih dahulu dari rumah ini tuan" Ucap sistem tiba-tiba.
"Huh enapa mochi?" Bingung ian karena sistem mengajaknya untuk keluar dari rumah kosong tersebut.
"Nanti akan saya jelaskan tuan, sekarang kita harus bersembunyi di semak-semak itu" Jelas sistem kepada ian.
Setelah ian dan sistem bersembunyi di semak-semak, tiba-tiba datang segerombolan pria berbadan besar memakai pakaian serba hitam sambil menyeret seseorang masuk kedalam rumah kosong itu.
"Mochi eleka ciapa?" Tanya ian dengan suara pelan.
"Mereka adalah para bawahan bos mafia itu tuan"
"Anda lihat, salah satu dari mereka yang tengah duduk santai di bangku itu adalah calon daddy anda tuan" Sambung sistem lagi.
"Ehh belalti micinya diulai cekalang ya mochi?" Bisik ian.
"Benar tuan, anda bisa memulai misinya sekarang"
"Hehe aiklah, ian tau aluc apain" Senyum ian karena dia akan mulai beraksi.
Melihat rumah kosong itu akan dibakar, dengan sengaja ian berlari kearah rumah itu sambil menangis. Tentu saja sambil memangku sistem, yakali si sistem di tinggal.
"Hikss lumah ian, janan dibakal" Tangis ian pura-pura sedih.
Mendengar ada suara anak kecil yang menangis, seketika mereka menghentikan aksinya.
"Om-om cemua hikss enapa au bakal lumah ian, nanti hikss alo dibakal ian bobo imana hikss?" Ucap ian sambil menunduk.
"Ihh tok pada iem cih hikss, ian kan agi omong hikss" Kesal ian karena mereka hanya menatapnya datar.
Tanpa ian sadari, semua orang yang berada disana gemas bukan main sambil menggigit pipi dalam mereka, hanya saja ditutupi oleh wajah datar mereka.
"Siapa?" Ucap seseorang datar.
"Maaf bos, didepan ada anak kecil yang tiba-tiba datang sambil menangis" Jelas bawahan pria itu.
"Hm" Dehem pria itu singkat masih dengan wajah datarnya.
"Pacti om ini yah yang au bakal lumah ian hikss" Ucap ian sambil mendongak karena tiba-tiba ada seseorang yang menghampirinya.
"Ihh om cemua nyebeyin hikss, nih lacain nih" Sambung ian sambil menginjak-injak sepatu pria didepannya dengan kaki mungilnya karena kesal, berharap pria tersebut kesakitan.
"Lacain pacti cakit ian injek kakinya" Batin ian senang.
"Menggemaskan" Batin pria itu sambil sedikit menyeringai.
"Kalian semua urus sisanya" Ucap pria itu datar kepada para bawahannya.
"Baik bos" Jawab mereka serempak.
"Ehh om au apain ian, janan-janan om cuyik yah hikss" Kaget ian karena pria tadi tiba-tiba menggendong nya ala koala sambil berjalan ke arah mobilnya.
"Ihh om tulunin ian, paan cih tulun ndak!" Berontak ian sambil memukul dada bidang pria itu menggunakan tangan mungilnya.
"Diam baby, nanti jatuh" Ucap pria itu lembut namun tetap menampilkan wajah datarnya.
"Ish bialin lah" Kesal ian sambil menggembungkan pipinya membuat pria itu terkekeh.
"Mansion" Datar pria itu kepada supir setelah masuk kedalam mobilnya sambil mendudukkan ian dipangkuan nya.
"Baik tuan"
"Kenapa?" Tanya pria itu karena bocah dihadapannya terus menatapnya.
"Om danteng, ian adi ili" Jawab ian sambil memanyunkan bibir mungilnya.
"Daddy"
"Huh?" Bingung ian.
"Panggil saya daddy, karena sekarang saya daddy kamu" Ucap pria itu lembut membuat si supir yang dari tadi hanya menyimak terkejut.
"Jir yakin itu si bos, bukan demit" Batin si supir karena terkejut.
"Amu dydy ian?" Tanya ian sambil memegang rahang tegas pria itu, melupakan sistem yang dari tadi ada di pelukan ian.
"Yes baby" Kekeh pria itu gemas sambil mengecup seluruh wajah ian.
"Hahahaa dyy cudah hahaa geyiii" Tawa ian karena merasa geli dan basah di seluruh wajahnya.
"Haha anak daddy sangat menggemaskan" Ucap pria itu ikut tertawa.
"Wah beneran demit inimah, sejak kapan si bos bisa ketawa coba" Batin si supir lagi yang malah dibuat tambah terkejut.
"Jadi ini gue di lupain gituಠ_ಠ?" Batin sistem karena dari tadi kaya si supir cuma nyimak doang.
Maaf yah kalo banyak typo
Suka gak?
Jangan lupa vote & komen nya
Gumawooo
(づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Liandra (Slow Update)
Teen FictionBercerita tentang seorang anak berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara karena dibuang oleh orang tuanya kita sebut saja Liandra. Diumur yang seharusnya masih sekolah, bermain, dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua, ian justru harus bekerja...