Bara yang masih asik menjahili Ian pun terhenti karena suara seseorang yang mengganggu indra pendengarannya.
Bara menoleh tepat kearah suara tadi dan dapat dia lihat seorang wanita yang berdiri diam dengan aura yang tidak masuk akal di pintu masuk mansionnya.
Walaupun awalnya sedikit terkejut dengan aura yang dikeluarkan oleh wanita itu, bara mengembalikan ekspresi datarnya dan tersenyum remeh ke arah wanita itu dan beberapa orang yang baru saja datang dibelakangnya.
"Kembalikan putraku" Ucap wanita itu dingin dan penuh penekanan di setiap ucapannya.
Orang-orang yang berada dibelakangnya terdiam dan menarik nafas panjang karena aura yang dikeluarkan oleh wanita didepan mereka. Baru kali ini mereka merasakan kemarahan yang luar biasa menakutkan dari wanita itu, siapa dia?
Tentu saja tak ada orang yang pantas selain Syella Dirgantara, orang yang memberikan perasaan waspada saat merasakan aura mencekam darinya.
Bahkan Frans saja terkejut sekaligus kagum pada aura yang dikeluarkan oleh menantunya itu, hampir menyamai auranya sendiri. Frans tersenyum bangga karena memiliki menantu kuat seperti Syella.
Lain hal nya dengan yang lain yang sedang terkagum-kagum dengan Syella, Marvin sendiri dengan susah payah meneguk ludah dengan kasar karena merasakan aura istrinya yang menurutnya sangat menakutkan.
"MYMYYY" Ian yang melihat keberadaan mommy nya langsung berteriak kencang, senang karena akhirnya dia dapat melihat sang mommy lagi.
Syella yang mendengar suara bayi kesayangannya sedikit mengurangi auranya dan menatap Ian lembut yang masih berada dalam pangkuan Bara.
"Kau tidak mendengar ucapan ku?" Dingin Syella menatap bara tajam, yang ditatap hanya menampilkan wajah datarnya.
"Dia cucuku, kalian tidak bisa mengambilnya dariku" Datar Bara sambil mengusap kepala Ian lembut.
Syella, Marvin dan yang lainnya terkejut mendengar apa yang diucapkan Bara, bahkan para pekerja Bara pun sama terkejutnya.
Ternyata selama ini sikap lembut dan keterpedulian nya pada anak itu bukan semata-mata karena kasihan, tapi karena dia cucu sang majikan.
Untung saja mereka tidak melakukan hal-hal yang membuat anak itu terluka, jika tidak tamatlah sudah riwayat mereka.
"Omong kosong macam apa ini, jelas-jelas Ian tidak mempunyai kelurga selain Dirgantara" Marvin yang tadi masih dilanda keterkejutan langsung tersadar dan berteriak marah pada Bara.
"Tentu saja dia punya, dan itu adalah aku" Ucap Bara dengan bangganya.
"Kalian ingat Hendra dan Rani? Orang tua kandung Ian"
Mereka tentu saja tahu nama itu, orang yang dengan teganya menelantarkan seorang bayi yang masih membutuhkan kasih sayang orang tua. Mereka berdua memang pantas mati.
"Apa hubungannya mereka dengan mu hah, kembalikan putraku sekarang" Marah Marvin, namun dibalas kekehan oleh Bara membuat mereka semua bingung.
"Hendra adalah putra sulung ku"
"Terkejut hm?" Lanjutnya, Bara terkekeh pelan saat melihat wajah terkejut dari Marvin dan yang lainnya.
Entah mereka mau percaya atau tidak dia tak peduli, yang terpenting sekarang Bara tahu bahwa Ian adalah cucunya dan tak akan ada yang bisa memisahkan Ian dari dirinya.
"AARRGGHH OMONG KOSONG, KEMBALIKAN PUTRAKU" Marvin berlari kearah Bara dan hendak melayangkan pukulan, tapi tiba-tiba ada tangan kecil dan suara lembut yang menghentikan pergerakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Liandra (Slow Update)
Teen FictionBercerita tentang seorang anak berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara karena dibuang oleh orang tuanya kita sebut saja Liandra. Diumur yang seharusnya masih sekolah, bermain, dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua, ian justru harus bekerja...