29

17.2K 1.3K 41
                                    

"Bicara sama daddy, kenapa hm?" Marvin berusaha meyakinkan ian bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Hikss dydy, ian hikss atut" Lirih ian tidak jelas karena masih membenamkan wajahnya di dada bidang marvin, namun masih dapat didengar oleh marvin.

"Dengar, mulai sekarang daddy tidak akan jauh dari baby. Daddy akan selalu ada untuk baby jadi jangan khawatir oke" Marvin menjauhkan wajah ian dari dadanya karena dia takut ian sesak.

"Eumm nooo hikss" Ian sedikit memberontak saat akan dijauhkan dari marvin.

"Nanti sesak baby, jangan begini" Marvin mendudukkan ian di pangkuannya secara perlahan agar ian tidak merasa kesakitan.

"Dydyy" Panggil ian pelan setelah merasa tenang sambil memainkan cuping telinga marvin.

"Hm, baby mau apa?" Jawab marvin.

"Aapin ian yah" Ucapan ian membuat marvin mengerutkan keningnya.

"Maaf untuk apa baby? Baby tidak melakukan kesalahan apapun jadi untuk apa meminta maaf?" Bingung marvin sambil mengelus punggung ian lembut.

"Gala-gala ian, muta dydy adi jeyek (Gara-gara ian, muka daddy jadi jelek)" Lirih ian masih memainkan cuping telinga marvin.

Sontak saja marvin melongo tak percaya saat mendengar penuturan ian, yang benar saja dia itu tampan dan gagah.... tapi kalau dipikir-pikir selama sebulan penuh marvin sama sekali tidak mengurus dirinya, apakah seburuk itu dirinya sekarang?

"Hey daddy ini tampan, yaa walaupun daddy akui daddy jarang sekali makan jadi badan daddy sedikit kurus" Ucap marvin menampilkan wajah sedihnya kepada ian.

"Dydy dah mickin yah, campe ndak tebeli mam? (Daddy udah miskin yah, sampe gak kebeli makan?)" Ucap ian semakin membuat marvin memelototkan matanya.

"Sembarangan, harta daddy tidak akan pernah habis sampai 12 turunan baby" Ucap marvin menampilkan wajah sombongnya.

"Heummmm" Saat sedang asik-asiknya menyombongkan diri, marvin dibuat bingung karena ian menatapnya begitu intens.

"Ada yang salah dengan muka daddy?" Tanya marvin sambil memegang wajahnya sendiri.

"HAHAHAAA DYDY TAYA PANDAA, LUCUU HAHAHA" Tiba-tiba ian tertawa terbahak-bahak karena melihat mata marvin yang terlihat seperti panda.

"Eh?" Melihat bayi kecilnya tertawa membuat hatinya menghangat dan tak sadar dirinya ikut tertawa juga.

"Rasakan pembalasan dari daddy, hyaaa"

"AAAAA TOYONG ADA MONSTEL HAHAHA" Ian berusaha menghindar dari marvin karena tangan daddynya tak berhenti menggelitiki pinggangnya.

"HAHAHA RASAKAN ITU"

Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi ada yang melihat kebersamaan mereka dari luar kaca ruangan rawat ian, siapa lagi kalau bukan syella dan yang lainnya. Para anak-anak tidak ikut karena mereka harus sekolah dan kerja, jadi hanya para orang tua saja yang datang ke rumah sakit.

"Syukurlah, akhirnya marvin bisa tersenyum lagi dan tidak murung seperti biasanya" Mereka senang karena akhirnya marvin tidak bersedih lagi dan bisa tertawa terbahak-bahak seperti sekarang.

"Aku tak menyangka, keberadaan ian sangatlah berdampak besar bagi marvin" Ucap martin melihat ekspresi adiknya yang sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya, dia senang karena marvin tidak berlarut dalam kesedihan setelah ian sadar.

"Hm kau benar, kehadiran ian dikeluarga kita membuat perubahan yang sangat besar" Sambung frans sedikit tersenyum saat melihat kebersamaan antara marvin dan ian.

"Jangan, biarkan mereka berdua terlebih dahulu untuk sekarang" Dania mencekal tangan syella saat dia akan melangkah masuk kedalam.

Sekilas syella menatap dua orang tersayangnya dan tersenyum tulus saat melihat senyum dan tawa mereka, setelahnya syella mengangguk menyetujui perkataan ibu mertuanya dan mereka semua pun memutuskan untuk pulang lagi ke mansion dan membiarkan anak dan ayah itu untuk berdua.

/Krruukk

"Hahaa apakah baby nya daddy ini lapar hm?" Goda marvin menghentikan gelitikannya saat mendengar bunyi dari perut ian.

"Ishh pelut enapa unyi sih, ian kan adi maluuu (Ih perut kenapa bunyi sih, ian kan jadi maluuu) " Batin ian menyembunyikan wajahnya diceruk leher marvin.

"Baby mau makan apa?"

"Eum ian au es buah" Jawab ian sambil mendongakkan kepalanya sambil mengerjapkan matanya membuat marvin terkekeh gemas.

"No, yang lain saja" Datar marvin melunturkan senyumnya saat mendengar keinginan bayinya.

Yang benar saja, ian baru saja sadar dari komanya yakali langsung makan yang begituan.

"Api ian au itu dydy" Ian berusaha meluluhkan daddy nya dengan memberikan puppy eyes nya membuat marvin memalingkan wajahnya kearah lain.

"Lain kali saja yah sayang, sekarang kan baby belum sembuh" Marvin mencoba memberikan perhatian kepada ian supaya dia tidak bersikekeh ingin memakan es buah.

"Yaaaahh" Ian mengerucut bibirnya membuat marvin tidak tahan untuk tidak mencium seluruh wajah ian.

"Daddy belikan bubur mau?" Tawar marvin.

"Iyaa, api pake cambel yah bial mantaapp" Ucap ian dengan mata yang berbinar.

"No, nanti sakit perut" Marvin mendatarkan lagi ekspresi nya karena permintaan anaknya yang semakin aneh.

"Boyeh!" Kekeh ian menampilkan ekspresi marah, namun yang terlihat oleh marvin hanya keimutan yang terpancar dari bayinya.

"Astaga, kenapa bisa selucu inii " Batin marvin sambil memegang dadanya.

"Dydy? DYDYY AU MATI YAAH? JANAN TINGGAYIN IAAN HUAAAA" Tangis ian saat melihat marvin memegang dadanya seperti sedang kesakitan, jadi dia menyimpulkan bahwa daddynya akan meninggal.

"Berlebihan syekali anda wahai tuan muda ian😭" (Author).

"Heh ngomong apa barusan hm" Kaget marvin memukul bibir ian pelan membuat anaknya itu terdiam.

"Loh? Dydy ndak adi mati?" Ucap ian menghentikan tangisnya saat marvin memukul pelan bibirnya.

"Lu ngarepin bapak lu mati cil?😭" (Author).

"AAAAA CAKIIITT" Lanjut ian karena marvin tiba-tiba mengigit pipi nya membuat dia berteriak.

"Kenapa bayinya daddy jadi nakal hmm?" Ucap marvin sambil menggesekkan wajahnya di pipi ian membuat ian memberontak.

"No nooo, dydy bauu" Ian berusaha menjauhkan wajah marvin dari pipinya dengan tangan mungilnya, namun kekuatannya tidak sebanding dengan sang daddy.

"Sudah sudah, daddy mau menelpon bawahan daddy dulu untuk membelikan baby bubur" Saat akan mengambil handphonenya, baju marvin ditarik-tarik oleh ian membuat marvin bingung.

"Ndak, ian au dydy yang belii" Murung ian saat mendengar orang lain yang akan membelikannya makanan, dia hanya mau sang daddy lah yang membelikannya untuknya.

"Yaudah, baby tunggu disini yah jangan kemana-mana oke" Ucap marvin memperingati ian agar tidak pergi kemanapun saat dia tidak ada.

"Eum oteyyy" Angguk ian dengan senyum lebarnya.

"Anak pintar, daddy berangkat sekarang" Pamit marvin mencium kening ian dan keluar untuk membeli makanan.

15 menit kemudian....

/BRAAKK

"DEGEEEMM, ABANG MU YANG GANTENG INI DATAAANG" Teriak seseorang membuat ian beringsut takut dan bersembunyi dalam selimut dengan gemetaran.

"Hikss dydy celamatin ian hikss" Batin ian menangis dibalik selimut.



Maaf yah kalo banyak typo

Jangan lupa vote & komen nya

Gumawooo

(⁠づ⁠ ̄⁠ ⁠³⁠ ̄⁠)⁠づ

Baby Liandra  (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang