43

4.5K 378 22
                                    

Marvin, Syella dan yang lainnya masih berkumpul di ruang tamu dan tentu saja masih di kediaman Bara.

Bara dan Frans kondisi mereka berdua sudah sama-sama kacau karena pertengkaran tadi, kemeja yang sudah terbuka dan rambut yang acak-acakan.

"Sudah?" Datar Dania menatap suaminya dan Bara yang masih saja melayangkan tatapan tajam satu sama lain.

"Mana cucuku?" Tanya Bara yang baru tersadar tidak melihat keberadaan cucu gembulnya.

"Dia ada di depan sedang bermain bersama kakak dan abangnya" Jawab Dania tanpa menatap Bara.

"Dengar ya, jangan harap kalian bisa mengambil cucu saya dari genggaman saya! " Ucap Bara dingin, mengancam orang-orang yang berada di depannya.

"Omong kosong, apa kau pikir Ian akan dengan senang hati tinggal dengan tua bangka seperti kau?" Ucap Frans dengan tatapan mengejek.

"KAU!" Bara benar-benar jengah dengan tua bangka Frans itu, selalu saja membuat amarahnya naik.

Plak

Plak

"Hey apa-apaan ini!" Bara terkaget-kaget karena mendapat geplakan dikepala belakanganya oleh wanita tua yang tak lain adalah Dania.

"Diam, dan kau Frans duduk disana" Bentak Dania kepada bara, dan melayangkan tatapan tajam kearah suaminya sebelum menyuruhnya untuk duduk bersama yang lainnya.

Frans pun yang sama kagetnya dengan tindakan istrinya hanya bisa pasrah dan menuruti perintah sang istri.

"Dasar suami takut istri" Gumam Bara, entah ada yang mendengar atau tidak dia tidak peduli.

"DYDYY LIYAAT" Tiba-tiba suara nyaring khas anak-anak terdengar di seluruh mansion, membuat atensi mereka beralih pada buntalan daging yang berlari kearah mereka.

"Liyaat, Ian punya cacing becal" Ucap bayi itu antusias membuat semua orang gemas dibuatnya.

"Cacing?" Tanya Marvin dibalas anggukan oleh Ian.

"Iyyaa, ni liyat cacingnya becal kan" Ian dengan bangga memperlihatkan hewan yang tengah membelit ditangan mungilnya kepada semua orang.

"Astaga baby, itu bukan cacing sayang itu ular!" Syella yang memang dari awal kedatangan Ian sudah curiga dengan hewan yang melilit ditangan putranya pun kaget karena benar seperti dugaannya, itu adalah ular.

"Noo, ini cacing myyy" Ian bersikukuh bahwa hewan yang ia temukan diluar tadi adalah cacing, dan Ian suka cacing ini.

Apa dia pelihara saja ya cacingnya? Pikir Ian.

"Bukan sayang, sini kasih mommy biar mommy buang ularnya" Bukannya apa, tapi Syella khawatir ular yang masih betah melilit ditangan putranya adalah ular berbisa. Kan bisa membahayakan bayinya.

"Ishh ini tu cacing, butan ulal"

"Jangan buwang yaa, Ian mawu pelihala" Ucap Ian dengan tatapan puppy eyes nya yang dia layangkan kepada sang mommy.

"WOOII CIL, BUANG TU ULAR OOOIII" Teriak seseorang sambil berlari mendekati tempat Ian berdiri sekarang.

"Apang belicik, Ian kan cudah billang ini cacing butan ulal ihh apacih ulal ulal teluc dalitadi" Kesalnya pada sang Abang, si pelaku yang berteriak tadi adalah Sean yang masih ngos-ngosan karena berlari.

"Adeekk, ngapain dibawa kesini sii ayo buang ularnya" Shasha juga yang baru kembali memerintahkan agar bayi gembul itu membuang hewan yang dia bawa.

"Coba Daddy lihat ularnya"

"CACING ISH BUTAN ULAALL!" Teriak Ian kesal, dia yakin hewan yang dia temukan tadi adalah cacing karena tidak menggigit dan tidak memiliki taring.

"Iya-iya cacing, mana Daddy lihat" Marvin mengiyakan saja karena takut bayi kesayangannya menangis.

Baby Liandra  (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang