Malam harinya di rumah sakit, Marvin yang sedang tertidur merasakan sesuatu yang bergerak disampingnya. Karena sesuatu yang berada disampingnya terus menerus bergerak, akhirnya Marvin terbangun karena merasa terganggu oleh pergerakan itu.
"Loh baby, kenapa bangun hm?" Tanya Marvin sedikit berbisik takut membangunkan istrinya yang masih tertidur.
Ternyata yang sedari tadi mengganggu tidur Marvin adalah Ian yang berusaha turun dari kasur entah mau melakukan apa.
"Ian au pipiss (Ian mau pipis)" Ucap Ian ikut berbisik seperti yang Marvin lakukan tadi.
"Kenapa gak bangunin Daddy sayang, nanti kalau jatuh bagaimana?"
Memang kasur yang mereka tiduri itu sedikit tinggi jadi wajar saja Marvin khawatir pada bayinya ini, bagaimana kalau dia jatuh dan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan?
"Aap, Ian ndak mawu banunin dydyy jadi Ian tulun cendili (maaf, Ian gak mau bangunin Daddy jadi Ian turun sendiri)" Jelas Ian sambil menunduk, takut sang Daddy marah padanya.
"Alasannya?" Tanya Marvin lagi sambil memposisikan Ian di tempat dia tadi tidur. Karena posisi mereka tidur itu dengan Ian yang berada di tengah-tengah Marvin dan Syella.
"Dydy capee, liat nih mata dydy cepelti beluang (Daddy cape, liat nih mata Daddy seperti beruang)" Tinjuk Ian pada mata Marvin yang memang sedikit menghitam karena kurangnya istirahat.
"Hah, seperti beruang?" Bingung Marvin.
"Ish iyaa, mata dydy itam cepelti beluang (Ishh iyaa, mata Daddy hitam seperti beruang)"
"Bukan beruang baby, tapi panda" Marvin akhirnya mengerti apa yang dimaksud oleh bayinya, terkekeh gemas karena dia salah menyebutkan nama hewan tersebut.
"Noo, yang benel beluang bukan panda-panda (Noo, yang bener beruang bukan panda-panda)" Kekeh Ian merasa dirinya sudah benar.
"Iya-iya, beruang" Marvin hanya bisa menggelengkan kepalanya karena terlalu gemas dengan kelakuan random bayi kecilnya ini.
"Dyyy, pipisshh"
"Baby bisa pipis disini, kan sudah pakai popok" Ucap Marvin sambil membuat Ian berdiri dihadapannya.
"Eumm" Ian menggelengkan kepalanya tanda tak mau.
"Ini tidak akan bocor baby, percaya sama Daddy"
Karena sudah tidak tahan akhirnya Ian pun menuruti apa yang dikatakan oleh sang Daddy.
"Sudah hm?" Tanya Marvin saat melihat raut wajah lega dari Ian, menggemaskan sekali.
"Cudah" Angguk Ian sambil membuka kakinya lebar-lebar.
"Yasudah sini, Daddy ganti dulu popoknya" Ucap Marvin menidurkan Ian didepannya sambil melepaskan popok yang Ian pakai untuk diganti dengan yang baru.
"Eumm hoaaamm, loh mas" Syella yang merasa kasurnya sedari tadi bergoyang pun terbangun dari tidurnya.
"Kenapa gak bangunin aku, sini biar sama aku aja kamu istirahat lagi aja mas" Ucap Syella akan mengambil alih kegiatan yang dilakukan suaminya.
"Udah gak papa sayang sama mas aja, nanggung ini sebentar lagi selesai" Timpal Marvin, Syella hanya mengangguk saja karena memang Ian hanya tinggal dipakaikan celana tidurnya saja.
"Nah sudah selesai" Puas Marvin sambil tersenyum bangga atas pencapaiannya.
"Yaudah sekarang kita tidur lagi, ini baru jam 3 pagi"
"Cucuu (Susuu)" Pinta Ian menengadahkan tangannya sambil menatap Syella dengan tatapan sayu.
"Bayinya mommy ini mau susu hm?" Gemas Syella langsung memangku Ian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Liandra (Slow Update)
Teen FictionBercerita tentang seorang anak berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara karena dibuang oleh orang tuanya kita sebut saja Liandra. Diumur yang seharusnya masih sekolah, bermain, dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua, ian justru harus bekerja...