45

2.1K 252 21
                                    

Bara diam sejenak untuk mempertimbangkan syarat yang dikatakan Dania, tatapannya tajam dan dingin kepada semua orang di sana.

.

.

.

"Ada apa? Kesombonganmu sudah hilang sekarang?" Frans bergumam sambil menatap Bara dengan nada mengejek.

Bara mendongakkan kepalanya ke arah Frans dan menatapnya dengan tatapan jengkel.

"Diam, aku sedang berpikir" jawab Bara dengan nada kesal, ia tidak mau ambil pusing dengan ejekan Frans.

Setelah menatap Dania, Bara menghela napas kesal, lalu berbicara dengan nada enggan.

"Baiklah, aku setuju dengan syarat pertama, dan apa syarat kedua?"

Dania tersenyum mendengar persetujuan Bara yang enggan menerima syaratnya, dan kemudian melanjutkan berbicara dengan nada tegas.

"Kedua, jika suatu saat ada anggota keluarga ini yang merasa kau melakukan sesuatu yang membahayakan cucuku, aku berhak menghentikanmu dan tidak mengizinkanmu untuk bersama Ian."

Bara mengertakkan gigi begitu mendengar syarat kedua, dan berbicara dengan nada kesal.

"Hanya itu saja? Kau tidak punya syarat lain yang menjengkelkan?" Sarkasme dan ejekan terlihat jelas dalam kata-katanya.

Dania melanjutkan tatapan dinginnya kepada Bara tanpa menunjukkan perubahan pada ekspresinya.

"Ya, itu saja syaratku"

Bara terdiam sejenak sambil memikirkan hal itu, ekspresi jengkel di wajahnya masih terlihat jelas.

"Tapi jangan lupa 3 syaratku di awal, kalian harus menyetujuinya juga tanpa terkecuali" Bara akhirnya berdiri dan keluar dari mansion Dirgantara.

"Aku akan kembali besok untuk mengajak cucuku bermain, tidak ada yang boleh membawanya kemana-mana" Ia berkata dan berjalan meninggalkan mansion Dirgantara.

"Sialan, pria tua itu benar-benar menyebalkan" gumam Martin kesal.

Dania tersenyum pahit, tapi berusaha untuk tetap tenang, ia kemudian berbicara dengan nada frustasi.

"Kita hanya bisa setuju dengannya saat ini, kan?"

Syella, yang tadinya duduk dengan tenang tiba-tiba menyela, seakan tidak bisa menahan diri lebih lama lagi.

"Apa yang mama bicarakan? Aku tidak mengerti mengapa kalian menyetujui persyaratannya!"

Syella berbicara dengan nada kesal dan prihatin sambil menatap Frans dan Dania.

Dania menghela nafas sambil mencubit batang hidungnya, terlihat lelah.

"Mama tahu Syella, Mama juga tidak suka dengan syarat Bara, tapi kalau kita tidak setuju, dia akan mengancam untuk mengambil Ian dari kita, kita tidak bisa membiarkan hal itu terjadi" ekspresi lelah Dania berubah menjadi khawatir saat dia berbicara.

"Oma benar mom, aku sudah sangat menyayangi Ian, jadi aku tidak akan rela jika orang tua itu membawa Ian pergi dari keluarga kita" Arsen yang sedari tadi hanya diam akhirnya angkat bicara juga.

"Untuk saat ini hanya itu yang bisa kita lakukan" Arsen pun berdiri dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

Saat Arsen naik ke atas, Frans dan Dania menghela nafas bersamaan. Syella masih mengepalkan tangannya, ekspresinya tegang dan frustrasi.

Suasana kembali normal ketika terdengar suara kecil yang cadel dari luar.

"Mymyy Ian lapall"

Anak laki-laki kecil itu berlari dari taman belakang ke arah Syella dengan Reina di belakangnya.

Baby Liandra  (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang