Saat baru sampai dimarkas sang daddy, arsen pun langsung berjalan kearah dimana dimas dikurung setelah diberitahu oleh salah satu bawahan daddy nya. Namun saat baru saja membuka pintu arsen dikejutkan dengan keberadaan seseorang yang sedang melakukan suatu hal yang membuat arsen sedikit meringis saat melihatnya, ingat hanya sedikiiiit.
"Dad?" Panggil arsen kepada marvin. Ya, orang yang dilihat arsen adalah daddy nya sendiri.
Flashback on
"Apakah masih lama?" Datar marvin kepada seorang dokter sedang mengeluarkan peluru yang bersarang di bahunya.
"Sebentar lagi tuan, karena pelurunya tertanam cukup dalam jadi saya harus sedikit berhati-hati" Jelas dokter itu dengan gemetaran karena merasakan hawa disekitar jadi mencekam.
"Percepat" Singkat marvin sambil menatap tajam kearah sang dokter hingga membuat si dokter gemetar ketakutan.
"B-baik tuan" Jawab si dokter terbata sambil sedikit mengangguk.
"Sudah selesai tuan, untuk beberapa hari ke-, tuan tunggu sebentar!" Teriak si dokter karena marvin pergi begitu saja tanpa mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu.
"Untung yang punya rumah sakit ini, kalo gak udah gue gibeng" Ucap dokter itu kesal setelah marvin menghilang dari hadapannya.
"Hiliihh berani pas orang nya udah kagak ada😑" (Author).
Dengan tergesa-gesa marvin keluar dari rumah sakit dan pergi menggunakan mobilnya, dia benar-benar akan memberikan hal yang setimpal seperti apa yang telah dialami putra kecilnya.
"Aku benar-benar akan membunuhnya kali ini!" Batin marvin semakin menambah kecepatan laju mobilnya hingga membuat pengendara lain menyumpah serapahi marvin karena membawa mobil seenak jidatnya sendiri.
Sebenarnya pada saat marvin keluar dari ruangan dirinya di obati, dia tidak sengaja mendengar percakapan istrinya dan dokter septian yang memberitahu bahwa bayi kecilnya mengalami koma. Sontak saja amarah marvin semakin memuncak kala mendengar itu dan bergegas pergi ke markasnya dalam keadaan yang benar-benar emosi.
/BRAAKK
Dengan penuh emosi marvin menendang pintu tempat dimana dimas dikurung, dia benar-benar akan membunuh dimas hari ini. Kalau perlu dia akan mencincang tubuh dimas dan memberikannya ke buaya peliharaannya.
"MATII SAJA KAU!!" Marvin mulai memukul wajah dimas berkali-kali sampai akhirnya dia puas.
"MMHHHH" Tiba-tiba marvin mengiris pipinya seperti sedang memotong buah, dimas tidak bisa berteriak untuk melampiaskan rasa sakitnya karena mulutnya yang disumpal oleh kain.
"Hmm kurasa aku harus mengumpulkan banyak daging untuk stok makanan buaya peliharaan ku" Dengan santainya marvin mengiris-iris daging di tubuh dimas secara acak, kondisi dimas sekarang itu dalam keadaan telanjang. Jadi marvin lebih leluasa untuk memotong-motong daging di tubuh dimas.
Saat sedang asik-asiknya mengumpulkan daging, tiba-tiba seseorang memanggilnya dan aksinya pun jadi terhenti untuk melihat siapa orang yang telah mengganggu kesenangannya.
"Dad?".
Flashback end
"Kau rupanya" Datar marvin melanjutkan aksinya yang tadi sempat tertunda.
"Sejak kapan daddy berada disini?" Ucap arsen, dia kira daddynya masih dirawat di rumah sakit namun ternyata malah sedang asik menyiksa seseorang siapa lagi kalau bukan dimas.
"Kau pula, mau apa kau kemari?" Bukannya menjawab pertanyaan arsen, marvin malah balik bertanya kepada anaknya itu membuat arsen menghela nafas.
"Tentu saja untuk memberikan pelajaran kepada orang yang telah menyakiti baby" Dingin arsen sambil menatap kearah dimas tajam.
"Lakukan apa yang kau mau" Datar marvin melanjutkan acara mengiris-iris daging dimas lagi.
"Kau tidak menyisakan nya untukku dad" Kesal arsen karena hampir semua daging di tubuh dimas sudah habis terpotong.
"Salahkan saja dia yang terlalu kurus, baru sekali potong saja sudah terlihat tulangnya" Ucapan marvin barusan membuat arsen sedikit melototkam matanya, memang benar-benar psikopat daddy nya ini.
"Hah daddy selesai, lanjutkan saja jika kau mau" Marvin berdiri dari duduknya dan berjalan keluar dari markas nya.
"Kau mau kemana lagi dad?" Tanya arsen.
"Kembali ke rumah sakit untuk melihat keadaan baby" Ucap marvin yang akhirnya benar-benar menghilang dari pandangan arsen.
Tak butuh waktu lama, akhirnya marvin sampai di rumah sakit, tempat dimana putra kecilnya dirawat.
"Dimana yang lainnya?" Tanya marvin saat melihat hanya ada Dania, Reina, syella dan sean.
"Mommy menyuruh mereka pulang dulu, dan kau kenapa masih disini pulang sana dan bersihkan dirimu" Dania tidak tau bahwa marvin baru saja sampai ke rumah sakit setelah menyiksa dimas, jadi dia mengira bahwa marvin baru selesai diobati lalu menghampiri mereka.
"Aku ingin melihat baby" Ucap marvin sambil berjalan kearah ruangan ian, namun tangannya dicekal oleh sang ibu.
"Jangan sekarang, lihatlah dirimu kotor sekali. Pulanglah dan bersihkan dirimu dulu, setelah itu kau boleh menjenguk baby lagi" Ucap dania dan hanya mendapatkan anggukan kecil dari marvin.
Di kediaman keluarga dirgantara....
"Darimana saja kau?" Tanya frans saat melihat marvin baru saja sampai di mansion.
"Bersenang-senang" Singkat marvin langsung masuk kedalam kamarnya.
"Dasar anak ituu" Frans hanya bisa menggelengkan kepalanya saja saat melihat kelakuan putra bungsunya itu.
Keadaan didalam mansion sekarang tidak seperti biasanya, hening, sepi seperti tidak ada penghuninya karena semua anggota keluarga berdiam dikamarnya masing-masing. Hilangnya sosok ian permata mereka membuat suasana mansion berubah seperti dulu lagi.
"Mau kemana lagi kau?" Ucap frans saat melihat marvin melangkah kan kakinya keluar mansion, frans saat ini sedang berada di ruang keluarga seorang diri.
"Aku akan menemani baby di rumah sakit" Jawab marvin tanpa melihat kearah sang ayah.
"Aku khawatir semua orang akan seperti dulu lagi" Batin Frans kembali dalam lamunannya.
Di rumah sakit...
"Lebih baik kalian pulang dan istirahat, biar sean yang menjaga baby disini" Ucap sean kepada Dania, Reina dan Syella.
"Tidak, kalian semua pulanglah biar daddy yang menjaga baby" Tiba-tiba marvin datang dan menyuruh mereka berempat untuk pulang dan istirahat.
"Cepet bet om nyampenya, teleport kah?🙂" (Author).
"Tapi dad-"
"Pulang!" Tegas marvin tidak ingin dibantah, akhirnya mereka berempat pun memutuskan pulang terlebih dahulu untuk mengistirahatkan diri dan menenangkan pikiran mereka.
Setelah mereka semua pergi, marvin pun masuk kedalam ruangan ian dan duduk di kursi yang ada disamping tempat anaknya berbaring. Marvin benar-benar dibuat sangat sedih saat melihat banyaknya alat-alat medis yang bersarang ditubuh putra kecilnya.
"Berjanjilah pada daddy, baby tidak akan tidur terlalu lama" Batin marvin membaringkan kepalanya disamping tubuh ian sambil memegang tangan mungil ian yang tidak di infus.
Maaf yah kalo banyak typo
Jangan lupa vote & komen nya
Gumawooo
(づ ̄ ³ ̄)づ
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Liandra (Slow Update)
Teen FictionBercerita tentang seorang anak berumur 14 tahun yang hidup sebatang kara karena dibuang oleh orang tuanya kita sebut saja Liandra. Diumur yang seharusnya masih sekolah, bermain, dan mendapatkan kasih sayang dari orang tua, ian justru harus bekerja...