08

35K 2.8K 123
                                    

"Weh gimana kalo kalian aja yang ke mansion gue, soalnya kalo dipikir-pikir gak bakalan di ijinin sama daddy gue buat bawa adek gue kesekolah" Ucap sean kepada teman-temannya.

"Ide bagus, bisa numpang makan nih gue" Jawab reyhan tidak tau malu.

"Makan terus yang lo pikirin" Sarkas ujang sambil menoyor kepala reyhan.

"Soal perut mah nomber wan"

"Ken lo ikut?" Tanya stevan menatap kendrick.

"Hm" Jawab kendrick singkat sambil sedikit mengangguk.

"Oke cus lah pulang sekul langsung ke mansion gue"

"Wokee" Jawab mereka kecuali kendrick.

Kriinggg

Bel pulang sekolah pun berbunyi menandakan pembelajaran telah selesai dan para siswa-siswi berhamburan keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing.

"Nah udah bel tuh, gas lah sekarang" Ucap ujang.

Jadi markas mereka tuh letaknya ada dibelakang sekolah, dibuat khusus dengan peralatan dapur lengkap, tv, kursi dan masih banyak lagi, kaya rumah lah isinya tempat kalo mereka mau istirahat atau membolos, dan pastinya hanya mereka yang tau.

"Yok gas lah"

Mereka pun berjalan kearah parkiran dan menaiki kendaraan mereka masing-masing menuju ke mansion sean.

Sementara itu di kediaman keluarga Dirgantara, Amerika Serikat...

"Dad kapan kita akan ke Indonesia, aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan nya" Ucap seseorang kepada yang lebih tua.

"Bersabarlah sedikit son, kita akan memberikan surprise pada anak kurang ajar itu" Jawab yang paling tua sambil tersenyum smirk.

"Aku akan menghukumnya karena tidak memberi tahu kita tentang dia" Ucap orang tadi.

"Lakukan apapun yang kau mau"

Dikediaman Marvin...

"Engghh" Lenguh ian saat bangun dari tidurnya.

"Dydy? mymy?" Panggil ian, namun tidak ada satupun yang menyaut.

"Hikss dydy, mymy" Isak ian karena tidak ada yang mendengarnya.

"Hiks hikss HUAAAA DYDY Hikss HUAAA" Tangis ian kencang membuat marvin dan syella yang masih berada di ruangan kerja marvin lari terbirit-birit, takut ian kenapa-kenapa.

BRAK

"Baby hey kenapa sayang" Panik marvin saat melihat ian yang menangis tersedu-sedu sambil menatap kearahnya.

"Hikss dydy" Isak ian sambil merentangkan tangannya kearah marvin minta digendong.

"Syuutt baby jangan menangis nanti sesak" Ucap marvin sambil menimang ian supaya ian lebih tenang.

"Bilang sama mommy, baby kenapa hm?" Tanya syella sambil mengusap kepala ian lembut.

"Hikss mymy cama dydy tinggayin ian hikss" Lirih ian sambil menatap keduanya dengan mata yang berkaca-kaca.

"No baby, mommy sama daddy gak ninggalin kamu, udah ya sayang jangan nangis" Syella dan marvin berusaha menenangkan ian yang terus saja menangis, mereka takut ian demam jika menangis terus.

"Hikss janan tinggayin ian hikss" Ucap ian lirih sambil memeluk erat leher marvin, Ian tidak mau dibuang dan tidak mendapatkan kasih sayang orang tua lagi untuk yang kedua kalinya, mengingat itu membuat ian sedih dan menangis.

"Daddy gak akan pernah ninggalin kamu baby" Sendu marvin saat mendengar apa yang dikatakan ian, mengingat ian yang mempunyai masa lalu yang buruk di usianya yang masih dini, rasanya ingin sekali marvin menangis.

Baby Liandra  (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang