Prolog

2.1K 66 8
                                    

Sinar matahari yang muncul tanpa permisi, bangun dari pelukan samudra dan siap memulai aktivitas manusia di pagi hari. Burung-burung yang meracau dan deru jalanan kota Bangkok yang padat.

Di tengah bangunan kota Bangkok, si cantik sedang membangunkan sang ayah yang sedang bermimpi indah membelai kekasih,

"Dad, ayo bangun!" ucap anak kecil yang lucu dan cantik.

"Daddy sudah berjanji akan ke makam Buna hari ini bersama." katanya sambil menepuk-nepuk lengan sang ayah

"Mhm.. iya Daddy bangun..." dengan berat matanya terbuka demi memenuhi janji dengan sang anak. Dia tidak pernah sekalipun ingkar dengan janjinya, terlebih untuk anak yang disayangi nya.

"Ayo dad cepat bersiap, kita sudah rindu dengan Buna. Iya kan phi?"  Ujar si adik kecil yang menggemaskan.

"Tentu saja nong, phi yakin Buna juga merindukan kita."

Bright tersenyum, dia sangat bersyukur karena bisa bangkit dari keterpurukannya. Mengingat sang istri telah tiada dan ia telah di karuniai dan diamanahi untuk menjaga anak kembar berhati mulia sama seperti istrinya.

Bright berhasil membesarkan kedua anaknya sendirian dengan rengkuhan tangan yang berdosa ini. Meskipun begitu, tak jarang juga Bright mendengar anaknya merindukan sosok ibu di sampingnya. Sungguh Bright sangat merasa bersalah. Itu membuat bright kembali berlinang akan teringat dengan wajah cantik istri yang dicintainya dan juga kebaikannya.

"Daddy akan bersiap, kalian tunggu di bawah. Daddy akan menyusul, oke?"

"Oke dad!" mereka bergegas turun dan bermain sambil menunggu Bright bersiap.
Begitu mereka keluar dari kamar, Bright menatap langit-langit kamar dengan tatapan sendu dan bergumam kecil,

"Apa kau melihatnya? Mereka tak sedikitpun merasa kekurangan. Meskipun di dalam hati kecil mereka menginginkanmu di samping mereka, aku yakin mereka selalu mendoakan mu dan aku yakin kau menjaga mereka dari atas sana." monolog bright

Ayolah, cuaca kota Bangkok hari ini begitu cerah tapi tidak secerah wajah bright sekarang ini, walaupun begitu bright harus kuat. Dia tidak boleh terpuruk dalam kesedihan setiap saat, adakalanya dia harus bangkit kembali demi melihat kedua buah hatinya tumbuh dengan bahagia.

...

Bright bergegas mandi dan bersiap karena tak mau mengecewakan si kembar dan membuat mereka menunggu. Mereka pasti tidak sabaran ingin bertemu dengan sosok yang selama ini tak pernah mereka lihat dalam hidupnya. Tentu saja karena Tuhan begitu sayang pada sang mama.

Bright sekarang tinggal di mansion utama, yang berarti dia memilih tinggal bersama mertuanya ketimbang sendirian. Meskipun ada baby sitter tapi tetap saja bright tidak percaya sepenuhnya untuk memperkejakan hal itu, makanya dia tinggal bersama mertuanya untuk menjaga si kembar selama ia bekerja di perusahaan.

Di bawah ada Off dan Gun sedang menemani si kembar bermain sambil menunggu Bright bersiap-siap. Dia lebih suka bermain dengan Papii dan Mamii nya ketimbang dengan para maid disini.

"Let's go twin" begitu melihat daddynya turun tangga, si kembar langsung berlari menyusul mobil yang sudah terparkir di depan pintu mansion dengan gembiranya.

"Apa kalian akan pergi ke pemakaman?" Tanya sang mama melihat jas hitam lengkap dengan bunga yang dibawanya.

"Iya mi, mereka sudah lama merindukannya" jawab Bright

Gun tersenyum tipis, dia merasakan apa yang si kembar rasakan. Begitu terikat nya dengan cucu mereka sampai bisa merasakan bagaimana tidak ada sosok ibu di samping mereka, sungguh pilu melihat mereka berkembang tanpa ibu disampingnya.

Kisah Kita [BW] || END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang