Deep Breath

261 31 1
                                    


'~•~'


Begitu sampai di bandara, win melihat Vaart yang tengah menyesap nikotin di ruang bebas merokok. Melihatnya dan berlari ke arahnya dengan buru-buru membawa dua koper besar dan juga tas kecil di punggungnya.

"Akhirnya kau sampai" ucapnya lalu mematikan puntung rokok itu.

"Hah.. huh.. sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba phi Bai memintaku mendadak untuk segera datang kesini?"

Dia tersenyum berarti mendengar pertanyaan win

"Kau akan tau nanti, ayo kita berangkat. Kau sudah telat. 10 menit lagi pesawat akan berangkat."

Win menurutinya dengan cara berjalan di belakangnya. Memberikan dua koper besarnya kepada bodyguard dan sisanya win membawa tas kecil di punggungnya

"Sebenarnya kita akan kemana sih?" Monolognya lalu menggelengkan kepala sembari menghela nafasnya.

🧡🧡🧡

Win sudah duduk manis di dalam pesawat. Kata Vaart sebentar lagi akan berangkat ke tujuan, tetapi yang heran adalah di dalam pesawat ini. Hanya dia sendirian disini, Vaart pun berpisah tak bersamanya entah pergi kemana.

Tidak ada sesiapa pun selain pilot dan pramugari yang sibuk wara-wiri. Tiba-tiba win menjadi merinding sendiri saat melihat ke sekitar keadaan sepi tanpa pengunjung.

"Kemana semua orang?" Tanya nya sambil celingak-celinguk mencari keberadaan orang-orang

Kemudian ada satu pramugari cantik, usianya terlihat di bawahnya sedang memberitahu kalau pesawat akan segera lepas landas.

Lalu lewat tepat di samping win

"Mmm.. tunggu sebentar. Apa boleh aku bertanya sesuatu?" Cegahnya bertanya kepadanya.

"Ya, ada yang bisa saya bantu?" Ujarnya

"Dimana orang-orang? Kenapa hanya aku sendirian disini? Apa aku salah memasuki pesawat?" Tanya nya dengan ekspresi khawatir terpancarkan.

"Apa pihak bandara belum memberitahu tentang pesawat yang anda tumpangi?" Jawabnya balik bertanya kepada win

Dia menggeleng.

Kemudian pramugari itu senyum kearahnya dan membalas "anda tidak salah pesawat, pesawat ini memang sudah di beli oleh seseorang, tuan bright yang membeli semua kursi disini untuk anda tuan muda Metawin"

"Hah?" Dia semakin di buat bingung ingin meminta diulangi lagi.

Hanya itu yang bisa win tanggapi. Semua kursi dibeli oleh suaminya? Apa dia tak salah dengar? Begitu pikirnya.

"Iya benar, pesawat ini sudah di konfirmasi atas nama tuan Bright Vachirawit Chiva-aree lebih tepatnya semua kursi telah di pesan oleh beliau." jelasnya lagi

"Tapi.. tapi mana semua orang?! Tak mungkin hanya aku sendiri!"

"Kami tegaskan sekali lagi, disini sudah di pesan semua kursi atas nama tuan bright. Jadi yang lain tidak kebagian, hanya ada nama anda seorang"

Win menganga tak percaya dan sikap itu sudah di maklumi oleh pramugari cantik itu.

"Kalau begitu terima kasih na" ucapnya lalu pramugari itu pergi mengurusi hal lain.

Kisah Kita [BW] || END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang