Epilog

572 32 8
                                    

"Pada saat itu.. Daddy ingat, Daddy kehilangan nafsu makan, tak bisa tidur berhari-hari hingga Daddy di rawat karena kelelahan. Pekerjaan yang terbengkalai. Rumah yang berantakan dan banyak lagi"

"Bahkan Daddy tidak mau mengurus kalian."

"Maaf kan Daddy sayang.. Daddy tidak jujur dengan kalian, Daddy sudah keterlaluan. Maafkan phu dan yai. Maafkan Buna kalian na.."

Kemudian Levinna membalas kepadanya, "tidak apa-apa dad. Kami mengerti. Maafkan kami sudah memaksa untuk bercerita tentang Buna" kemudian tangan mungilnya meremat jari Bright.

Dan Bright mencium tangannya.

"Apa kalian masih mau menerima Daddy?"

Mereka mengangguk, "apapun kesalahan Daddy, kami akan tetap menerima dan memaafkan Daddy. Seperti kata Buna kita harus saling memaafkan bukan?" Ucapnya.

"Ya, kalian benar. Terima kasih.."

"Belarti yai berbohong soal Buna pernah tinggal disini?" Tanya Nino

Bright mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi.. rumah ini adalah rumah...?"

"Ya, ini adalah rumah kalian. Buna yang meminta dibuatkan untuk kalian bermain hingga dijadikan tempat tinggal kedua setelah rumah utama."

"Lalu bagaimana nasib pria itu? (Joss)" tanya Levinna.

"Dia sudah di tangkap. Dan tentang mantan sahabat.. dia juga sudah di tangkap karena suatu masalah." Jelasnya.

Tiba-tiba Meta bangun dan melihat-lihat ke sekelilingnya. Yang dia lihat diantaranya foto pernikahan orang tua mereka, perhiasan milik Win dan cincin pernikahan, foto saat Levinna dan Metanino bayi. Dan tentu saja lukisan wajah Win.

"Dad" panggilnya.

"Ya Nino?"

"Nino merasakan lukisan ini begerak!" Tunjuknya antusias kepada lukisan itu.

Bright tidak menjawab, melainkan tertawa kecil mendengar ucapan anak laki-lakinya.

"Kemari Nino."

Berjalan dengan gemasnya duduk di hadapan Bright.

"Apa kalian ingin tau tentang lukisan itu?" Tanya Bright dengan mata yang mengarah ke lukisan Win.

Mereka mengangguk lucu.

Saat Bright ingin memberitahu, tiba-tiba ponsel di sakunya bergetar tanpa alunan nada. Kemudian Bright melihat wajah kedua anak mereka yang tiba-tiba masam seketika.

"Hahaha kenapa sayangg? Hm? Jangan cemburut na? Hanya sebentar, Daddy mengangkat telpon dulu. Oke?"

Bertambah mengembung lah pipi lucu mereka mendengar ucapan Bright.

"Daddy penipu." Ujar anak perempuannya.

"Pembohong." Ucap Meta.

"Hey.. jangan bilang Daddy penipu dan pembohong ya~ kali ini Daddy janji."

"Oke." Ucap anak laki-lakinya.

"Tapi jika Daddy ingkar.. belikan kami 10 bungkus es krim." Pintanya dengan tegas.

"Apa? Tidak untuk es krim! Daddy tidak akan menuruti kalian."

Dengan jahilnya mereka berlari menghindari Bright agar tidak mengomelinya sambil berteriak, "Daddy akan belikan kita es krim!!"

"Es krimm!!" Teriak mereka menyeru.

Sedangkan dirinya hanya tersenyum memandangi mereka berlarian bahagia hanya karena sebuah es krim.

Kisah Kita [BW] || END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang