Garis Merah

364 34 1
                                    


~•~


Setelah 1 jam win tidur dalam pingsannya. Kini mata cantik itu terbuka perlahan, remang-remang menangkap cahaya yang masuk ke retina matanya.

Fern memandangi wajah semu pucat win, bibirnya juga mengering. Melihat tubuhnya terkulai lemas mengingat win tidak makan sama sekali karbohidrat dari kemarin.

"Akhirnya.. nona sadar" ucap Fern lega mengelus dadanya

Win bangun memegangi kepalanya pening "apa yang terjadi?" Tanya nya

Fern membantu win bangun dari kasur dan menyandarkan bantal untuk duduknya di dinding kasurnya "nona pingsan tadi.. untung saja Fern sedang berada disini, bagaimana jika tidak ada yang tau nona pingsan dan tergeletak di lantai seperti tadi? Syukurlah nona baik-baik saja"

"Maaf, aku sudah merepotkan fern" ucapnya lemas dan fern pun mengangguk sembari mengusap punggung tangan win.

Fern sudah menganggap win seperti kakak kandungnya sendiri. Keadaan genting seperti tadi pun membuatnya kelimpungan.

"Sebenarnya ada apa dengan nona? Kenapa nona tidak mau makan nasi? Bagaimana jika nona win jatuh sakit nanti?" Tanya nya khawatir

"Aku juga tak tau fern... Nafsu makan ku seakan hilang dari tubuhku"

"Apa ada yang nona pikirkan sampai tak mau makan apapun?" Tanya nya.

Win yang awalnya menunduk, perlahan mengangkat wajahnya lalu menatap manik mata fern. "Jadi.. benar ya?"

"Apa yang nona pikirkan? Nona bisa cerita pada fern disini"

Diam. Tak ada balasan apapun dari win. Pandangannya beralih ke foto pernikahan nya dengan bright di depan dengan tatapan kosong. Menghela nafas berat, kurasa disini win memang membutuhkan teman cerita Sekarang.

"Ada satu rahasia yang belum aku ceritakan pada phi Bai dan siapapun.."

Pembicaraan mulai serius, fern mendengarkan win dengan seksama.

"Aku belum bisa memberitahu suamiku, aku merahasiakan hal ini darinya. Dan yang
mengetahuinya hanya keluargaku dan kamu fern"

"Bisakah fern menjaga rahasia ini dari phi Bai dan siapapun?" Sambungnya lagi, lalu ia mengangguk antusias. Fern semakin di buat penasaran dengan isi rahasia itu.

"Ada satu rahasia fisik. Apa kau tau rumor tentang kelebihan istimewa dari laki-laki?. Aku salah satu diantara mereka" ucapnya menggantung

"Aku adalah lelaki yang bisa mengandung" ucapnya

Terkejut? Tentu saja. Bagaimana tidak, baru pertamakali fern mendengar hal ini di dunia. Dia pikir ini akan mustahil ada disini, ternyata orang terdekatnya sendiri.

"Sudah pasti di dalam diriku ada rahim. Ini adalah keturunan dari keluarga ibuku. Dia juga sama halnya denganku, memiliki rahim"

"Kalau begitu, bukan kah bisa di isi dan berkembang di dalam sana?" Tanya fern di sela-sela cerita win

"Kau benar fern. Tapi belum tentu banyak yang menerima kelebihan ku.." ucapnya sedikit lirih

"Apa maksud nona? Aku senang jika mereka lahir dari rahim nona-"

"Phi Bai" ucapnya semakin di buat heran.

"Waktu itu, dia mengatakan kalau tidak mau punya seorang anak.. tapi bagaimana jika dia ada di dalam tubuhku?! Tak mungkin aku menyalahkannya, dia berhak lahir di dunia" ucapnya

Fern akhirnya paham dengan perasaan win saat ini. Win sedang bimbang dengan keputusan itu, tak mungkin juga dia tak menginginkan seorang buah hati. Tapi mengingat perkataan bright padanya, dia takut tak akan bisa menerima kehidupan setelah ia lahir nanti. Win juga takut anak itu akan di benci oleh bright

Kisah Kita [BW] || END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang