Senyuman Rindu

299 34 1
                                    

Pemaksaan itu membuat win duduk diam di kasur empuk yang ia rindukan. Menatap seseorang yang sedang mondar-mandir dengan kesibukannya.

Ya. Sekarang win berada di rumahnya setelah kemarin bright memaksa membawanya pulang, berjanji akan menjaga di bawah pengawasannya. Akan sesekali ia menemui dokter melihat perkembangannya.

Kepulangan win ke rumah membuat kehangatan kembali memeluk rumah dingin ini. Semuanya di sambut ria kedatangannya, terutama fern yang menantikan dirinya kembali mengisi hari-harinya disini.

Sebelumnya itu..

"Selamat datang ke rumah" ucapnya menyambut si tuan rumah, win hanya tersenyum tipis mendengarnya sebagai tanggapan.

Bright menggendong win untuk naik ke lantai dua, dimana kamar mereka berada. Sedangkan Fern membantu mereka dengan membawa kursi roda milik win.

"Phi, jangan seperti ini aku malu" ujarnya melihat di bawah banyak sekali maid berjejer dengan Butler sekali.

"Kenapa harus malu? Biar saja mereka iri" balasnya gampang.

"Turunkan, aku ingin mencoba berjalan sendiri-"

"Ssstt! Diam dan jangan bergerak" ucapnya tegas sambil membenarkan posisi gendongannya, win menurutinya diam di balik dada bidang bright menutupi rasa malunya.

"Istriku menggemaskan sekali, dia lucu jika tersipu!" Ucapnya dalam hati gemas melihat tingkah sang istri.

...

Sampai di kamar, di bantu oleh fern yang membuka kenop pintu kamar mereka. Kondisi kamar yang wangi dan bersih, kasur yang telah di rapikan sampai tak ada satupun debu yang menempel disana.

Karena win pulang hari ini, para maid sepakat untuk membersihkan semua sudut rumah. Tanpa di suruh oleh majikannya mereka melakukan dengan segenap hatinya.

Bright masuk dengan win yang berada di gendongan nya. Menampakan tulang ekornya pada kasur dengan hati-hati, menyangga tulang rusuknya dengan bantal yang empuk.

Lewat tatapan matanya, bright menyuruh fern sesuatu lewat lirikan mata tajamnya. Sengaja agar win tidak mengetahuinya.

Ia pun mengerti, membungkukan badannya ke arah dua majikannya. Lalu pergi dari kamar mengambil sesuatu di bawah atas perintah bright.

Win melihat bright bolak-balik menata pakaian miliknya, rasa tak enak pun muncul pada hatinya. Dia merasa tak berguna disini

"Phi bright" panggilnya

Awalnya bright sedang merapikan baju di dalam lemari, terhenti karena panggilan istri padanya.

"Hm? Ada apa sayang? Butuh sesuatu?" Dia berujar sembari mendekati win

"Tidak ada.." jawabnya.

Masih belum puas karena bright tau itu bukan jawaban, maka dari itu dia masih memandangi win sampai dia memberi jawaban dari tatapan penuh arti itu.

"Mmh.. maaf na"

"Mm? Maaf untuk apa?" Tanya bright kembali

"Maaf karena.. karena aku tidak berguna disini, aku malah bersantai-santai sedangkan phi bright beres-beres sedari tadi mengurus ku" ucapnya dengan nada tak enaknya mengungkapkan.

Bright tertawa nafas mendengar permintaan maaf istrinya.

"Apa yang lucu? Aku benar-benar meminta maaf padamu"

"Tidak sayang, jangan meminta maaf. Aku tak butuh maaf darimu... Harusnya aku yang meminta maaf" ujarnya

Win dengan seksama mendengarkan ucapan bright. Menatap empat mata dengannya karena win sudah lama ingin mendengar permintaan maaf tulus keluar dari mulut suaminya.

Kisah Kita [BW] || END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang