Menyapa Kembali

258 27 3
                                    

Setelah satu hari cukup untuk beristirahat. Kini Win telah siuman. Saat ini Win tengah bersandar pada dinding kasur dengan selimut yang menutupinya hingga sebatas perut.

Di rumah milik Singto, Win bersama dengan New dan juga Krist. Mereka lah yang menemaninya saat pertama Win di temukan. Sedangkan si pemilik bangunan ini sedang keluar entah pergi kemana.

"Bagaimana keadaan mu sekarang Win?" Tanya New.

"Sedikit lebih baik, bagaimana dengan kalian? Apa baik-baik saja?"

"Jangan tanyakan kami, sudah pasti baik-baik saja. Omong-omong..." Ujar New terjeda

"Ada apa phi New?" Tanya nya.

"Bagaimana dengan... Itu?"

"Itu apa phi?"

"Itu.. kondisi janin mu.. apa dia baik-baik saja, aku takut.. aku khawatir Win.." ucapnya.

"Aku dengar Dew kemari tadi saat kau tidur, bersama dengan Khun Nani"

"Hah? Untuk apa dia kemari?"

"Tentu saja memeriksa mu, untung saja tidak terluka serius. Hanya goresan cukup dalam bagian pergelangan tangan. Kau sudah di beri oksigen mungkin kurasa kau sudah bisa beraktivitas biasa. Dan juga kau perlu istirahat yang cukup untuk kedua janinmu" ujarnya.

"Benarkah dia berbicara begitu Krist?" Tanya New dengan tatapan ragu.

Krist mengangguk mengiyakan.

"Syukurlah Win.. kau tak apa-apa.. aku sangat khawatir waktu itu. Aku tak bisa apa-apa. Tolong maafkan aku Win tidak bisa menjagamu dengan baik, maaf kan phi New na"

Kemudian Krist memutar bola matanya dan berkata, "sudahlah New, kau sudah meminta maaf 20 kali masih tak habis-habisnya? Win pasti muak mendengar itu terus-menerus. Hentikan"

Win tersenyum teduh melihat kegaduhan mereka "sudah lah phi Krist, lagipula Win sudah memaafkan phi New.. jangan meminta maaf lagi oke? Ini bukan kesalahan phi New maupun phi Krist"

"Baiklah kalau begitu Win.."

...

Krist pergi ke dapur untuk menyiapkan makan siang bersama. Sedangkan New bersama dengan Win di kamar untuk menemaninya.

"Win, aku teringat sesuatu" ujar New.

"Apa phi?"

"Saat kamu menghilang, pas sekali kedua orang tua mu menelpon.. apa kah kau tidak ada niatan untuk menelpon mereka kembali?"

"Hmm.. sebenarnya Win bisa saja.. tapi-"

"Tapi takut mereka mengetahui hal ini? Begitu maksud mu?" Ucapnya tepat.

Win mengangguk-angguk.

"Akan phi New bantu, sekarang telpon lah mereka. Pasti mereka juga khawatir dengan mu. Ayolah Win"

"Okee okee Win telpon sekarang"

Ia mengambil ponsel itu di atas kursi kecil di samping kasur, kemudian mencari kontak sang ibu yang tertera di dalamnya lalu setelah berdering, telepon video itu pun terhubung.

"Halo Winn!.." sapa mamii lebih dulu.

"Hai mam.. apa kabar? Apa kalian semua sehat?"

"Tentu. Kabar kami selalu baik, bagaimana dengan mu nak?"

"Mm.. i-ya, Win juga begitu. Mamii kenapa menelpon Win?"

"Auw? Menelpon anak sendiri pun harus ditanya kenapa? Dasar anak satu iniii" ujarnya geram.

"Hihi maaf na, waktu itu Win sedang sibuk, jadi tidak sempat mengangkat telpon dari mamii. Umm... Dimana Papii?"

Kisah Kita [BW] || END✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang