Bilangnya ke apartemen, Mile malah mengajak Apo ke kantor karena rapat dadakan. Mobil lelaki itu berbelok usai telepon manajer ditutup. Apo tidak sempat protes karena takut. Dia seperti anak hilang saat digandeng ke dalam melewati meja resepsionis yang penuh orang. Dia celingak-celinguk karena ditinggal di ruangan kerja Mile. Remaja itu hanya duduk hingga Mile pamit keluar.
"Sebentar, ya? Main ponsel tidak masalah. Di sini kedap suara. Phi nanti kembali lagi," kata Mile sebelum pergi. Pipi licin Apo sempat dicubit pelan, lelaki itu tenggelam di balik pintu.
Apo pun bingung beberapa saat, tapi jiwanya mengajak bersenang-senang. Apo melepaskan ransel dan berjalan ke dinding kaca kantor. Lalu memotret pemandangan Instagramable lewat sana. Dia cengar-cengir entah kenapa, mungkin karena baru tahu dunia Mile sebenarnya. Apo tahu kekasihnya tampan dan kaya raya, tapi baru sekarang dia diajak ke tempat ini. Uang saku dari Mile baginya terlalu tinggi, tapi Apo sadar jumlah itu belum seberapa.Apo mencoba duduk di kursi Mile dan berputar-putar. Diia melompat kesana-kemari untuk ber-akting seperti bos-nya. "Halo? Iya? Direktur Apo di sini, ada apa ya?" katanya lalu tertawa. Apo lari-lari karena ruangan itu terlalu luas, badan berkeringatnya tidak risih karena hawa AC-nya segar. Dia kagum karena mesin kopi yang bagus. Lalu memandangi foto Mile diantara banyak penghargaan yang terpajang rapi. Lemari etalase di sana tak seperti dalam rumahnya. Apo berjinjit untuk melihat yang paling atas. "Uwahhhh, itu Phi Mile?" katanya heran. Apo mencoba menyentuh piala Mile dengan ujung jarinya. Bibir Apo senyum-senyum sendiri. "Keren."
"Tuan Nattawin?"
Tiba-tiba ada wanita yang memanggil dari belakang.
"Iyaaa?" sahut Apo.
"Saya diminta Pak Presdir untuk mengirimkan ini," kata wanita itu. Name tag-nya 'Valen Wang' dengan perawakan Chinese, Apo sempat terpesona dengan cara jalannya yang anggun. Wanita kantoran memakai hak tinggi, mereka elegan saat meletakkan banyak barang ke sofa satu per satu. "Yang paper-bag besar isinya baju dan dalaman, yang paper-bag sedang isinya makan siang, yang ukuran kecil isinya peralatan mandi."
"Eh? Mandi?"
"Iya, di sini ada kamar mandi kok di ujung sana," kata Valen. "Mari Saya antar? Pak Presdir ingin Anda bersih-bersih dulu sepulang sekolah."
"Oh."
Apo tercengang karena di dalamnya seperti kamar mandi rumah. Ada bath-up dan shower juga. Namun kering karena jarang dipakai. Apo keluar lagi setelah melipat baju kotornya dalam paper-bag, tak dia sangka Mile tahu ukuran dalaman serta outfit-nya. Ugh, apa mata calon suaminya sedetail itu? Perasaan Mile baru membuka tubuhnya sekali, tapi sudah memperhatikan ukuran segala.
"Selamat makan, Tuan Natta," kata Valen sebelum pergi.
"Iya, makasiiiiiih!" kata Apo. Dia naik ke sofa dan bersila di atas sana. Lalu membuka paper-bag yang isinya tempat makanan bertumpuk. Apo menata semuanya terlebih dahulu, tak dia sangka cukup banyak hingga yakin akan kenyang. Si manis scroll TikTok sambil mengunyah. Dia melupakan masalah tadi hingga Mile kembali. "Ahhh! Halo, Phi."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅
FanfictionMile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...