Selamat sore, readers! Happy reading ya! Semoga suka!
Pengasingan tersebut berlangsung cepat. Kedua sumber keributan sudah diringkus hingga tak kasat mata. Jadwal pulang dibatalkan tepat waktu karena rasa solidaritas tinggi. Mile dan Apo menemani Reba hingga emosinya mereda. Lian di pangkuan Reba merenungkan sesuatu yang tidak dia mengerti. Dia bocah yang hanya sanggup meraba ekspresi. Air mata jatuh pertanda kesedihan seperti yang biasa dia lihat. Tangan Lian mengusap pipi Reba seolah bisa menjunjung segala masalah. Mungilnya ukuran, dan jiwa suci membuat Lian semakin sedap dipandang. Dia lebih kuat dari Reba dalam menghadapi kehidupan yang tengah terguncang.
"Reba, jika ada yang ingin diceritakan, kami siap mendengarkan," kata Mile. "Aku dan Apo bukan orang lain kan buatmu? Kita teman baik sejak dulu."
Ada anomali dalam percakapan itu. Namun, Reba lagi-lagi tidak sempat memikirkan. Siapa Apo versi sekarang, atau sebelumnya bukan masalah karena ada yang lebih besar di depan. Dari Jerman Reba pulang untuk dapat ketenangan. Di sini pun dikejar manusia yang hilang hatinya.
"Siapa yang kau maksud itu? Lelaki atau wanita?" tanya Mile coba memastikan. "Ehem, maaf jika omonganku ada yang disturbing, soalnya tadi ada yang membahas selingkuh. So, kau tak menjawab pun tak masalah, Reba. Senyumanmu saja. Kita sempat membahas suamimu seolah semua baik-baik saja. Jadi kupikir ...."
"Namanya Kris Wu," sambung Reba tiba-tiba. "Kami menikah setelah dikenalkan Paman Xia Zhe. Lian lahir 1 tahun setelahnya di utara Munich."
Ketenangan kursi tunggu itu senyap. Apo masuk zona nyaman dan memilih tidak bicara. Dia hanya mendengarkan karena baru kenyang masalahan rumah tangga. Baginya topik Reba adalah suatu hal yang di luar garis. Selain Sammy dan Katty, Apo merasa tak perlu menaruh perhatian terlalu besar. Si manis menatap wajah cantik Reba, yang ternyata memendam sembilu.
"Terus, kau bilang suamimu akan pindah kemari juga. Apakah dia orangnya?"
"Dulu." Reba menangkup wajahnya. "Kami bercerai 2 tahun lalu, Mile. Aku sembunyi di rumah Bibi karena dia menakutkan."
"...."
"Serius aku benci dipukul olehnya lagi."
Mile pun diam sejenak. Dia dan Apo bertatapan lekat-lekat. Lelaki itu tak bisa membayangkan memukul Apo suatu hari nanti--ckck, betapa tega suami melakukannya, terlepas masalah apa diantara mereka. "Oh, KDRT," batinnya. "Jadi kau di sini pun karena lari darinya?"
"Ya."
"Tapi dia tahu kau dimana setelah sekian lama."
Reba mendapat tisu dari suster yang diminta Mile mengambilkan. Benda itu dipakai hingga basah wajahnya berpindah. Mata cantik Reba tampak sempurna seperti dulu, namun dilihat-lihat lagi tampaknya sering menangis. Manik Reba mudah basah dan uratnya memerah. Apo melihat potret dirinya sendiri yang pernah sejatuh itu, tapi persoalan mereka berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅
FanfictionMile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...