Met malem 💛💚 Happy reading ya!
No time to regrets, kata orang yang penuh energi positif. Manusia memiliki kesalahan selama hidup, penyesalan takkan merubah apapun kecuali langkah yang dibayangi trauma. Sebetulnya Mile paham konsep ini, tapi dia sedih mengingat anniversary pertamanya dengan Apo terlewat begitu saja. Sekarang sudah bulan Desember lagi, padahal kesan menurutnya sangat penting. Mile ingin membuat momen istimewa. Kini dihancurkan oleh chaos rumah tangga. Apakah pasangan lain begitu? Mile kurang suka keseriusannya seperti dipermainkan takdir. Raut wajah kecewanya sulit ditutupi. Si manis pun menoleh penasaran.
"Phi kenapa?" tanya Apo usai bersiap keluar. Dia dandan cantik paripurna. Gips-nya diganti. Sikunya yang terantuk memar mendapat balutan baru. Newyear pamit setelah menggendongnya ke mobil. Dari lantai dua menuju teras Mile harus menahan kecemburuan. Sang suami belum boleh membopongnya sendiri, meski ingin. Jangan sampai ususnya rusak sebelum dinyatakan sembuh. Meskipun begitu, Mile tetap mengadakan jalan-jalan. Sammy dan Katty dibawa serta keluar. Sammy di kursi stroller, Katty digendong Apo dalam dekapannya. Diam-diam Mile bersyukur Katty prematur karena membuatnya melihat darah daging yang "betul-betul masih bayi". Untuk Sammy, Mile selalu menyimpan rasa bersalah. Setiap melihatnya jago telungkup malah ingin memundurkan waktu. "Foto saja tidak cukup. Daddy benar-benar ingin menggendongmu saat pusarmu belum dipotong. Pasti luar biasa rasanya."
Apo pun menyemangati Mile, dia mencium pipi Mile dengan kesungguhan. "Oh, tidak apa-apa," katanya. "Tahun pertama jelek, yang penting berikutnya tak begitu. Januari depan ultah Phi Mile boleh aku rayakan kan?"
"Ya, tentu," kata Mile, mencubit pipinya. "Lakukan apapun terserah. Phi tunggu suprise-mu di lain hari."
"Oke."
Mereka pun bertolak dengan Maserati Granturismo putih. Perjalanan ke Huahin penuh warna karena Mile menghirup aroma bayi sepanjang jalan. Dia sering senyum, meski bayi-bayinya merengek. Mile menikmati momen Apo menyusui lewat spion depan. "Mnnh, nnh. Oeee! Oee! Oee!!" tangis Katty, padahal tak ada masalah. Popoknya bersih ketika diintip Apo. Tidak ada pipis atau eek, hanya saja ingin perhatian. Bokong baby ditepuk lembut hingga tidur. Si manis menyanyi lagu lullaby penuh kasih sayang.
"Yang pintar, ya. Kalian kubangunkan kalau sampai sana," bisik Apo.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅
FanfictionMile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...