🔞 Chapter 24 🔞

2.5K 188 95
                                    

Warning: first milf 😔🙏
Main nenen. Nyehehe. Harap bijak memilih bacaan.

***

Nenen, katanya?! Aku tidak salah dengar?

Batin Mile gonjang-ganjing mendengar Apo semenggoda ini. Dia mendorong si manis agar berebah, dan tubuh itu berpasrah saja di bawahnya. Mile kira Apo hanya bercanda, tapi si manis sudah memejamkan mata demi menerima serangan kasar. Dia tampak masih takut, tapi langkahnya sebegini berani. Mile menduga Apo mungkin sudah menonton porno berbagai genre, termasuk milf yang berisi janda dengan payudara besar.

Para janda itu akan menggoda lelaki dengan payudara mereka. Entah itu diremas di depan muka, atau menggesek belahannya ke penis pasangan. Bedanya Apo versi tidak profesional. Dia hanya rebahan dan tak melakukan apapun. Apo tidak bertanggung jawab usai membuka dadanya, dan hanya meremas bantal. "Eugh, mmnh--ahhh," desahnya mulai mengudara. Awalnya Mile hanya ingin tahu apakah si manis serius, tapi sudah menyerahkan diri begini mana mungkin dia sia-siakan. Mile pun menyedot puting Apo kanan dan kiri. Lalu meremas dada itu bergantian. Tidak henti-hentinya Mile membuat Apo memekik, bilamana sang istri membuka mata dia sudah menduduki pinggul Apo dan memainkan dua putingnya dengan jemari. "Akhh--nhh, ahh." Suaranya seksi sekali.

Mile tersenyum melihat tatapan Apo yang menyesal sebelum menerima ciumannya. Kadang sang istri sampai mengusap lengannya karena terlalu ngilu saat memilin-milin.

"Ahh, Phi Mile, m-masih lecet. Agak pelan," pinta Apo yang menyesal sudah mengerjai suaminya. "P-Perih, m-mau hisap saja jangan pakai jari, sakit."

Mile pun menunduk dan membuka baju Apo seluruhnya. Atasan ditarik, selimut didorong, dan celana Apo disisihkan ke sisi ranjang. Dia menunduk lagi untuk menghisapi puting kecil istrinya. Lidahnya berputar-putar, lalu menyedot lagi dan lagi. Apo merona saat bagian itu dijlati, dia membelai rambut Mile tanpa melepaskan tatapan.

"A-Aku dimaafkan kan, setelah ini?"

"Hmm."

Mile justru terpejam dan hanya fokus ke puting Apo.

"Phi Mile aku benar-benar minta maaf."

Nenen!

Isi otak Mile hanya berisi puting dan puting, kalau bukan dada Apo yang kurus di depan mata. Lelaki itu memindah posisi Apo agar tak terlalu di tepi ranjang. Lalu mundur dengan saliva mengulir tipis pada bibirnya. Apo rasa keputusan yang dia pakai sudah tepat, tapi dia sendiri tak menyangka akan berpikir ke sini kala sudah sangat panik. Apo juga tak tahan bila Mile sedih karena dia, apalagi jika sampai marah. Apo senang dia mendapat hati Mile kembali, tapi ini---

"Ahhh, ahhh," desah Apo menggelinjang di atas bantal. Punggungnya dan pinggul meliuk seperti ular, dia terlonjak ke atas karena lidah Mile nikmat sekali. Perihnya bercampur panas mulut yang membuat bengkak di dada. Apo sudah pasrah kalau nanti putingnya harus diplester. "Phi, stop, Phi Mile, aku tidak tahan lagi," rengeknya mulai menjadi-jadi. Apo menjambak Mile, tapi sang suami lanjut menghukumnya. Si manis malang pun menangis, dan harus terima. Dia baru dilepaskan usai dadanya menggembung. Apo kini mirip remaja perempuan yang baru pubertas dan payudaranya perlu di-manset. "Ah, m-mau pegang, tapi perih, Phi Mile." Dia akhirnya hanya mengusap tepian dada demi meredakan sensasi.

"Jera?"

"Umn."

Apo pun mengangguk pelan.

Mile mengusapi air matanya. "Besok-besok kalau bercanda jangan pakai kalimat kau pergi atau jauh dariku, Apo. Phi tak suka," tegasnya. "Phi paling takut kehilanganmu, tahu. Sekarang paham? Phi ini sudah menunggumu 19 tahun lebih."

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang