😻 Chapter 33 😻

1.4K 195 28
                                    

Rules to be a good partner for life. Terbiasa mengikuti text-book membuat Apo sering membaca tata dan cara. Saat LDR pun bukanlah pengecualian. Pagi itu dia badmood sejak bangun dari tidur, bahkan saat ditanya mertua di meja makan Apo tak menjawab jelas. Dia hanya bilang butuh waktu sendiri, meski ditawari curhat Apo memilih melipir pergi. Apo duduk di tepi kolam sambil mengelusi bulu putih Snowwy. Dia berhenti belajar masak, karena tak ada yang mencicipi. "Phi Mile, kangen," gumamnya, karena itu hubungan jarak jauh pertama si manis sejak menikah.


Apo pun membuka internet demi menyidak kasus hatinya, lalu membaca beberapa artikel tentang LDR. Kata si blogger: 1) Hindari komunikasi terlalu sering dengan pasanganmu 2) Jangan menyembunyikan perasaanmu 3) Jangan mudah percaya dengan kabar dari orang lain 4) Jangan bohong 5) Jangan slow respon--oke? Sampai sini Apo berhenti membaca. Si manis rasa menjadi juara 1 istri idaman tak mudah, karena meski paham kenyataannya sulit mengendalikan perasaan di dalam dada.

Apo mulai tantrum tidak jelas. Usai muntah-muntah dia mematikan ponsel dan malah menghilang total. Apo makin jengkel seiring waktu karena keinginannya digendong kembali lagi. Dia ingin bermanja-manja dengan Mile dan memberi makan ikan. Lambat laun Apo mulai menyalahkan Mile. Dia benci
kondisi perutnya tak enak, atau sakit bekas gigitan Mile ketika bercinta. Dia ingin ditemani Mile dan di-puk-puk pada ubunnya. Tapi Apo tidak pernah bilang.

Benar, dia melanggar poin satu dan dua. Parah.

"Tuan Natta."

"...."

"Tuan? Apakah Anda di dalam?"

"...."

"Tuan Nattawin?"

"...."

"Tuan Natta, apa Anda baik-baik saja?"

Apo tetap hibernasi meski dipanggil berulang kali. Sore itu dia menangis, dan pura-pura tertidur. Apo tidak mau berurusan dengan Mile daripada tak sesuai ekspetasi. Apo takut ditolak, jika mengirim pesan kepada sang suami. Dia tahu Mile sibuk dan ribut di jauh sana. Semua demi untuknya juga, dan relasi yang lebih luas. Jika dia bertanya "Apa kabar" tapi malah mengganggu nanti, bagaimana? Apo tak mau malu dan kehilangan harga diri untuk kesekian kali. Dia ingin menahannya untuk seorang diri.

"Tuan, Anda ditelepon Tuan Mile," kata seorang pelayan yang tiba-tiba masuk ke kamar. Setelah sehari penuh kunci serep pun dipakai. Itu memang bagian guide-book apabila anggota Keluarga Romsaithong ada yang tak beres. Bahu Apo ditepuk-tepuk agar mau bangun. Si pelayan harap Apo menerima telepon, tapi justru mendapat gelengan.

"Aku mengantuk, jangan ganggu," kata Apo sambil menarik selimutnya lagi.

Si pelayan pun laporan tentang penolakan dia. Lima menit kemudian Mommy Nee lah yang turun tangan ke kamar. "Sayang," Wanita itu baru saja pulang kerja, tapi bersedia membawa nampan berisi menu dinner lengkap susu. "Sayang Apo, makan dulu yuk. Kau belum sarapan lho sedari pagi. Iya kan cuma dua sendok, huh? Mana mungkin bisa kenyang. Nanti baby-nya lapar di dalam sana."

Masa bodoh, Apo tak mau peduli. Pinggulnya keram kerena kontraksi si janin. Padahal belum kentara, mini Kitty ini sudah senang berulah di dalam. Apo semakin meringkuk saat selimutnya disingkap. Dia menepis tangan Mommy Nee, meski hanya kena sentuhan yang lembut.

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang