😻 Chapter 31 😻

1.4K 177 23
                                    

Seperti kata Dokter Sprite, sebenarnya tidak banyak perbedaan rutinitas bagi Apo sebelum hamil, atau setelahnya. Si manis bisa beraktivitas seperti biasa toh tidak memiliki pekerjaan khusus. Sebagaimana janji, dia jadi ibu rumah tangga hingga beberapa tahun lagi. Namun para pelayan lebih aware jika Apo ingin mengangkat benda-benda berat. Mereka selalu mengawasi si manis setiap saat, bila butuh bantuan sigap ada di sisi. "Aku mau pohon kucingnya ada di situ, lebih ke kiri," kata Apo. "Snowwy biar melihat pemandangan kolam juga. Bagus kan?"


Dua orang pelayan langsung mendekat. "Iya Tuan. Kasur kucingnya biar kami pindahkan dulu."

"Oke."

Hari ini Apo sibuk mendekorasi kamar baru untuk Snowwy, bila sudah dia berencana belajar memasak lagi. Di luar ekspetasi, ternyata proses itu agak lama. Dari jam sarapan hingga pukul 10 belum selesai juga. Mungkin karena Apo ingin mengganti banyak hal di sana. Ada mainan digantung, karpetnya diganti baru, tempat cakar-cakar ada sendiri, litter box, menata stok makanan pada lemari, penempatan catnip, lalu Apo memasukkan banyak foto bulan madu ke figura berbagai ukuran.

"Aku tidak mau dibantu, temani saja," kata Apo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tidak mau dibantu, temani saja," kata Apo. "Kalian malah mengganggu." Bibirnya nyumik-nyumik jika mulai merasa sensitif. Apo memang kurang kesibukan. Dia sengaja melakukan sesuatu agar tidak menganggur setiap saat. Usai dengan rumah kucing, dia masih ingin memandikan Snowwy. Dan begitu Snowwy bersih, baru dibiarkan tidur.

"Ini buku resepnya, Tuan. Anda kemarin minta carikan di perpus, bukan?" tanya seorang pelayan.

"Ow, sudah dapat?"

"Sudah, silahkan."

Apo pun meninggalkan rumah kucing untuk menilik bukunya. Pada halaman pertama sudah ada doktrin, bahwa: "Anda tidak boleh menyalakan api kencang kecuali memasak air. Itu adalah teknik dasar memasak. Bila Anda lupa memasak bukan hanya soal enak, tapi safety dan kebersihan juga sangat penting. Pakai glove, apron, dan timer untuk pemula. Jangan tinggalkan api bila masih menyala." itu pun membuatnya mengangguk-angguk.

Untung semalam Apo sudah melakukan hal penting, sambil pillow talk dia wawancara bebas dengan sang suami. Tentang apa saja makanan favorit Mile Phakphum, minumannya. Apo rasa dia harus belajar lebih terarah, bukannya main masak sembarang menu sesuka hatinya.

"Itu buat apa, Sayang?" tanya Mile yang sudah siap-siap utnuk tidur. Pukul 11 malam lelaki itu baru pulang kerja, maunya langsung mendusel ke Apo, tapi si manis malah mengambil notebook.

"Mau catat-catat kesukaan Phi Mile?" kata Apo. Si manis bersedia dipeluk, tapi tidak sambil baring. Dia membuat Mile terjaga sejam lagi untuk menemani berkreasi. "Besok aku mau belajar lagi. Pokoknya tidak boleh gosong!"

"Oke? Padahal jika ditanya favorit sebenarnya terserah."

"Tapi Phi Mile pasti punya selera lebih, iya kan?" tanya Apo. "Misal pedas, manis, asin, gurih. Atau lebih ke daging, seafood, dan sayuran apa."

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang