😻 Chapter 38 😻

1.5K 183 34
                                    

1 Minggu Kemudian ....

Apo melingkari tanggal 12 Oktober 2010 sebagai USG pertama. Si manis akan melakukannya di rumah sakit milik Romsaithong sendiri. Apo diantar Mile untuk mengecek baby mereka, meskipun kenyataannya hamil sebulan belum kelihatan nyata. Namun Apo sudah sangat penasaran, walau hasilnya hanya kantung janin di dalam. Bagian itu terbentuk bagus di tulang pinggul Apo. Isinya sejumput darah berukuran 2 milimeter yang menempel pada dinding rahim. Benar-benar imut si mini Kitty.

"Anda bisa lihat itu, Tuan Natta? Bayi kalian sedang berpegangan erat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anda bisa lihat itu, Tuan Natta? Bayi kalian sedang berpegangan erat. Dia berjuang di dalam sana. Ingin hidup," kata Dr. Napvtik sambil tersenyum.

Di sisi Apo ada Mile duduk memegang tangannya. Mereka menatap layar ultrasonografi dengan antusias. Apo membuka kausnya sejenak, perut rata si manis dipindai dengan alat khusus yang mendeteksi keberadaan sang calon pewaris.

"Uu, kecil," gumam Apo dengan mata berkaca-kaca. "Ha ha, itu betulan bayi tidak sih, Phi? Dia bahkan tidak ada 1 senti."

Mile dan Napvtik hanya tertawa.

Napvtik bilang satu bulan bisa dideteksi saja sudah bagus. Karena di beberapa kasus kehamilan hanya tampak rahim kosong. Apo akhirnya mengangguk pelan, dia duduk usai prosesnya selesai. Dia dibantu Mile untuk turun dari ranjang, hasil foto bayinya diberikan dengan data 30 menit kemudian.

"Selamat," kata Dokter Napvtik. "Saya turut berbahagia untuk Anda berdua."

"Thank you," kata Apo, yang tidak tahan untuk tak menyengir. "Kami pulang ya, Dokter. Dah."

Napvtik hanya mengangguk saat Mile merangkul istrinya pergi. Dia bisa melihat Mile dan Apo diberi hormat oleh dokter, suster, karyawan, bahkan OB yang berada di lorong. Keduanya mungkin belum serasi dari segi visual, tapi tiga tahun lagi Apo pasti sudah setinggi Mile. Hebatnya Apo tampak senang akan punya bayi, dia memeluk file hasil USG dengan sinar kebanggaan di wajah.

"Sudah puas? Kau betulan hamil di dalam sini."

Di mobil Apo terpejam ketika dikecup. Perutnya dielus Mile sejenak, tapi si manis justru menggeleng saat membuka hasil USG-nya ulang.

"Kenapa?" tanya Mile.

"Masih penasaran dia cewek atau cowok Phi."

"Bukankah kau pernah bilang ingin adik perempuan?"

"Iya, tapi kan yang terakhir aku berubah pikiran."

"Ha ha ha, tapi jika yang pertama perempuan, kan berikutnya bisa laki-laki, Po, " kata Mile kalem. "Tidak perlu memikirkan itu, oke? Get it easy. Phi yang penting kalian selamat semua saat kelahiran."

"Ummnn."

"Kupikir jadi ayah saja sudah luar biasa, Sayang. Kecuali benci dan malas mengurus bayi sendiri. Wah, kita jadi orangtua yang buruk nantinya." Pelan-pelan dia memundurkan mobil keluar gerbang, jeleknya parkiran RS waktu itu padat sekali. Apo bisa melihat seberapa serius raut Mile Phakphum. Sang suami tampak siap dengan apapun yang terjadi di masa depan.

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang