🔞 Chapter 63 🔞

1.7K 139 16
                                    

CW/TW: Bab 63 berisi adegan dewasa. Harap bijak memilih bacaan.

 Harap bijak memilih bacaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2 Hari Kemudian ....

Acara launching Universal Sammycat's Studios diadakan pukul 2 siang. Usai mengundang anak-anak BT, menyiapkan baju, dan menghapal selembar sambutan, harusnya Apo tenang karena semua terencana. Namun subuh-subuh dia bangun demi belajar jalan. Apo tak ingin kaki pincangnya terlihat di depan orang hingga terpeleset di kamar mandi. Mile terbangun dengan rambut awut-awutan. Si manis menjatuhkan banyak benda dari lemari kayu. Ada sabun, sampo, mouthwash, odol, facial, shaving foam, juga pisau cukur patah menjadi dua. Apo nyaris menginjaknya karena clumsy. Dia syok dengan kelakuannya sendiri. Lalu tertawa karena terbiasa melakukannya. Memar satu dua rasanya bukan masalah karena 5 bulan begitu. Beda dengan Mile yang baru melihat, wajahnya pucat karena Apo terduduk di lantai basah. Dia buru-buru menghampiri meski tergopoh. "Apo!" serunya. "Apo, kau tidak apa-apa, Sayang? Sakit bagian mana? Bilang sama Phi Mile apakah ada yang luka?"

Si manis menggeleng pelan. Susah payah berusaha duduk di kloset sambil mendesis. Bibir ranumnya tersenyum membuat Mile melihat betapa semangat Apo menyambut momen keluarganya. "Tidak kok, Phi. I'm fine."

"Really?"

"Umn."

"Lain kali bangunkan Phi ya kalau butuh apa-apa. Sampai berantakan begini."

Bola mata kecokelatan Apo menatap Mile yang memunguti kekacauan di bawah sana. "Phi, maaf. Aku benar-benar tidak sengaja soal itu."

"What? No need," kata Mile. "Ini sepele, Po. Coba Phi periksa lukamu sebelumnya." Lelaki itu menyingkirkan benda-benda di pojok ruang. Biar nanti dibereskan pelayan. Toh cuma stok, isinya segelan semua. Plester Apo yang terakhir belum kering. Kini ada beret lagi di kulit mulusnya. Mile meniupi bagian perihnya terus menerus. Dia kesal Apo jarang mengeluh seperti dulu. Maksud Mile, bukannya tak suka Apo makin dewasa. Ini progress bagus, sebenarnya. Namun ego Mile sebagai lelaki yang mencintai bernafsu dijadikan tempat bergantung istrinya, daripada kenapa-napa. "Aduh, Sayang. Siku dan lututmu kena. Phi ambilkan 2 band aid dulu ya. Nanti sakit kalau keserempet orang."

"Iya, Phi."

Mereka bersitatap selagi Mile mengurus luka-luka Apo. "Kau tadi ngapain, hm?" tanya Mile. "Tumben buka-buka lemari stok segala."

Si manis membuang muka. "M-Mau cukuran."

"Ha?"

Rona merah merambati pipi-pipi Apo.
"Yang bawah sudah sih, kapan hari. Ketiak juga. C-Cuma--ugh ... lihat, Phi. Mukaku tumbuh kumisnya. Padahal mau foto bareng Sammy dan Katty. Masak iya aku tampil begini."

"Ha ha ha ha ha," tawa Mile. "Kukira apa, Sayang. Mana terlanjur panik."

Bibir Apo manyun-manyun. "Tapi jelek, tahu. Kesannya kotor. Kaget pas sikat gigi sambil ngaca ada yang tumbuh di sana-sini," keluhnya. "Lip-gloss-ku nanti keliatan aneh dong Phi."

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang