I'm coming back, and happy reading
😏😏😏😏😏 muehehehe.Lima bulan yang menyakitkan.
Sedetik pun Apo tak pernah menyangka menghadapi fase itu, karena Mile yang dihiasi senyum merupakan tempat paling teduh untuknya. Apo berlari kepada Mile saat butuh perlindungan dan cinta. Namun, dia haus karena tidak mendapatkannya begitu lama. Apo memupuk harapan dalam angan-angan bocah, dia layu saat ditepuk lembut sang ibu mertua. Nee membisiki kata-kata yang tak Apo pahami. Pandangannya buram. Rasa kantuk menyerang hebat karena kelelahan jiwa dan raga. Apo berkedip dengan mata berbayang. Bibirnya pucat. Begitu pun sang suami yang baru bangun.
Mile menatap langit-langit dengan pandangan kosong, tubuhnya lemas, menggerakkan jari saja hampir tak bisa. Lelaki itu dibebaskan dari selang dan ventilator. Infusnya masih. Namun wajah Mile kotor karena kumis dan jenggot yang tumbuh lebat. Mile lebih seperti Hagrid dalam Harry Potter daripada CEO novel, tetapi versi kurusnya. Otot-otot Mile terkuras karena lara tak manusiawi. Begitu pun dengan si manis. Keduanya bingung dalam beberapa detik. Berusaha sadar. Kemudian saling menatap.
Mile menoleh, Apo mengangkat wajahnya. Pasangan itu seperti melihat orang asing karena belum pernah tampak seburuk sekarang.
"Mnn, nngh ... mnn, nn! Nn!"
"Oeeee! Oeeeeee! Oeeeeeeeee!"
Keduanya disentakkan ocehan Sammy di ranjang bayi, dan Katty mengompol dalam gendongan babysitter-nya. Sammy tengkurap, sementara Katty menjerit histeris. Rupanya dia eek lagi, padahal belum lewat 5 menit. Baby prematur itu melewati usia koreksi. Mile pun pindah fokus karena hatinya memberat. Mulai Apo, Sammy, dan Katty. Lelaki itu meneteskan air mata bertepatan Apo nyaris terjungkal dari kursi rodanya.
"Phi Mile--"
"Apo--"
Suara siku terhantam pondasi ranjang.
"Awassss!!"
"Tuan Natta, tolong pelan-pelan--!"
Kaki fraktur Apo sulit diajak kompromi. Namun si manis bangkit untuk menabrak peluk orang yang paling dia rindukan. Pasangan itu menangis bersama raungan bayi-bayi menghiasi kamar. Mile dan Apo mencengkeram satu sama lain dengan raut paling ketakutan dalam seumur hidup mereka. Ruangan itu pecah oleh berbagai suara luka. Apo berteriak. Mile berteriak. Kulit Sammy dan Katty berubah merah karena lengkingan yang makin tinggi. "Phi Mile--hiks, P-Phi Mile, ini benar Phi kan? Phi jangan pernah pergi lagi, Phi---ugh, uhuk-uhuk--sayangnya Apo, Phi Mile--"
"Apo, bagaimana kondisi kalian? S-Selamat? Ya Tuhan, aku ini--hksss- benar-benar brengsek tidak berada di sana. Sayang, benar kalian baik-baik saja?"
Mile mencakar baju Apo karena otaknya masih di lorong rumah sakit. Nee pun bingung menghadapi situasi ruangan. Dia menggendong Sammy dari ranjang, tapi wajahnya justru dipukul tinjuan kecil sang cucu. "Oeeeeee!! Oeee!! Oeeeee!! Oeeee!! Oeeeeeee!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅
FanfictionMile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...