Warning: outdoor sex
(Dreaming only) || Dreaming Scene, not real || Forest || Tarzan cosplay || Anal eating, and something like em || Jet Airplane sex || Turbulence ||
Apo terguncang hunjaman kasar Mile Phakphum. Dia mencakar kulit pohon besar itu, dua putingnya terdempet dan menggesek-gesek ke sana. "Ah! Perih!" pekiknya, lalu membuat perlindungan menggunakan lengan. Sengaja Apo mengatur posisi agar gesekannya ke punggung tangan. Dia takut lecet kalau sampai kebablasan. Tunggu, ini mereka main cosplay Tarzan atau bagaimana?! Apo bingung kenapa cuma memakai cawat di bawah, dan sekarang cawat itu tergolek di rumput. Mile baru saja melemparnya, bedanya sang suami memakai baju ala koboi tahun 80-an. CIH! INI MIRIP ADEGAN DI DALAM FILM! SERIUS! Maksud Apo, tentu saja versi mesum.
Apo bahkan tidak takut ada ular atau singa, binatang-binatang itu lah yang justru malu melihat mereka bercinta. Semuanya melipir pergi. Yang awalnya muncul, jadi melengos perlahan. Yang awalnya lewat langsung tenggelam di balik semak. Apo pun memuncratkan mani bening ke pohon tersebut, dia dehidrasi. Lalu Mile menyusulnya dengan muncrat di dalam bokongnya. "Hhh, hhh, hhh, hhh, hhh." Dua insan itu bernapas berisik.
Helaannya bersahutan di telinga Apo, si manis menyentuh perutnya yang menonjol karena penis.
"Phi Mile, sudah. Keluar," rengek Apo sambil menggurat pohon yang terancam hamil itu.
"Hmp? Tidak mau. Belum cukup." Mile justru mengocok penisnya yang tegang kembali. Dia hanya keluar sebentar untuk meratakan mani yang tadi. Lalu menerobos masuk lagi dan nyaman di dalam sana. "Mmmhh, hangat. Tempat itu yang paling hangat. Istriku memang hebat sekali, sempit dan mencengkeram seperti kuku."
Si manis mendongak karena lehernya dijilati, dia merintih samar merasakan basah dan ngilunya digigit. Dia bersyukur kali ini gerakan Mile lebih lembut, setidaknya Apo bisa mengocok penisnya sendiri demi melampiaskan hasrat. "Ahh, hh. Ahhh, hpmhh. Ahhh," desahnya diantara angin yang memerpa dedaunan. Tubuh mulusnya merinding disko oleh hawa dingin hutan, meski sulit berpikir dia tetap mencoba tersadar.
Ini nyata tidak sih, Ya Tuhan?! Apo malu burungnya dilihat puluhan burung asli yang terbang di dahan pohon. Apa karena ini hukum karma? Anubis marah ya karena Apo tadi siang mencari titidnya? Ihh, jahat. Padahal kan rok Anubis tidak bisa berkibar sungguhan. Sekarang lihat, usai threesome dengan pohon Mile masih menindihnya di atas rumput. Namun anehnya Apo hanya merasakan nikmat diantara hawa embun harum. Dia tidak gatal-gatal hanya karena banyak ilalang. Semakin Mile meratakan kissmark di perutnya Apo justru semakin menggila.
"Lagi, Phi Mile. Aku suka ... ngh," lenguh Apo yang kakinya dilebarkan. Mile asyik menjilati liang analnya di bawah sana, sebecek apapun tempat itu sang suami tetap beringas. Semakin diisap, kerutan merahnya pun semakin nakal. Apo sendiri bingung kenapa bagian itu berkedut tak henti-henti, apalagi lidah itu sudah masuk ke bagian dalamnya. Setiap belaian serasa melambungkan Apo ke langit. Apo tersadar betapa Mile hebat melakukan ini. Ngomong-ngomong, serius kan Mile sebelumnya perjaka? Kenapa dia bertingkah seperti seorang ahli. "Ammhh, nnngh. Ahhhh," desah Apo sambil meremasi rumput. Banyak yang tercerabut hingga ke akar-akarnya, Apo pun menggerakkan pinggul kecil itu tanpa sadar. Dia hanya ingin liukan lidah Mile semakin dalam, baginya tekstur lidah lebih menggairahkan daripada penis. "Ahhhh."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅
FanfictionMile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...