😻 Chapter 41😻

1.1K 164 120
                                    

Selamat malam, readers 😏 Lupakanlah real-life-mu sebentar untuk membaca WP-ku. Ngehehehehehe ....


Kembar superfetasi, tidak umum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kembar superfetasi, tidak umum.

Cukup aneh, nyaris mustahil, minoritas diantara yang minoritas. Mungkin karena benih unggul--tapi sangat-sangat rapuh.

Mile pun dibisiki Napvtik bahwa si kakak kuat, tapi belum tentu untuk si adik. Itulah sebabnya Apo mulai kontraksi kencang saat si adik berusaha mempertahankan diri. Kejadian ini pernah ada di Arkansas, Amerika Serikat, walau yang sering Mile dengar ibu hamil takkan terbuahi, jika sudah mengandung janin yang hidup.

Efek fisik dan hormonal akan mencegah pelepasan sel telur dari ovarium. Lapisan rahim pada ibu hamil normal juga akan berubah, yakni usai embrio ditanamkan, akan membuat implantasi dengan efek bahwa embrio lainnya menjadi sulit menempel ke dinding rahim. Beda dengan Apo.

Oh, satu lagi. Napvtik juga memberitahu bahwa superfetasi biasanya terjadi pada hewan mamalia, seperti kucing, koala, dan lain-lain. Namun, menurut literatur medis manusia sungguh-sungguh jarang ada. Mungkin Apo Nattawin adalah yang kedua di dunia ini.

Mile merasa Apo butuh diawasi ekstra, tapi lihat si manis yang lalukan sekarang? Apo sibuk video call dengan keempat orangtuanya, dia cengar-cengir hingga mengabaikan Mile 30 menit lebih, padahal biasanya mengajak ngobrol selagi Mile fokus menyetir.

May, Man, New, dan Rom pun begitu. Mereka merespon Apo dengan cara yang serupa. Si manis tampak makin betah bercipika-cipiki. "Iyaa lho Mam! Tadi itu agak aneh. Mendadak perutku sakiiiiiit sekali, padahal pas siap-siap biasa saja. Cuman kata dokter aku sehat dan tidak masalah. Jadi lega kan ... ha ha ha ...." tawanya sambil menutupi bibir.

Kata Nee, "Bagus dong, Sayang. Yang penting jangan beraktifitas berat lagi ya. Masih rawan! Si adik kan baru muncul di sana. Kurangi dulu olahraga barbel-nya, karena 3 kilo pun tetaplah beban."

"Oke, Mam," kata Apo.

Rom pun ikutan komen. "Kalau begitu mari tebak-tebakan untuk si adik. Apa dia cewek atau cowok? Aku bertaruh dia nanti cowok lagi."

"Cewek!" seru Apo. "Harus cewek, dong Pappy! Kan si kakak sudah cowok ...."

"Hmm? Tapi bagaimana kalau cowok lagi? Papa jadi membayangkan menggandeng mereka berdua jalan di taman," sahut Man di layar belah video call lain. "Terus bilang, ayo cucu-cucu Granpa. Kita beli es krim yang enak di toko. Ha ha ha ha ha," tawanya sambil ber-angan.

"Ihh, Papa. Masih kecil kok dibeliin es krim. Nanti batuk dong," bantah Apo.

"Alah, kan cuma sekali-kali, Sayang. Kalau sama kalian kan pasti dilarang. Papa tidak mau cucu-cucu imut itu tertekan setiap hari."

𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang