😏 Ada apa di chapter ini? Baca aja. Gasssssssssssssss!!
Guling Jaehyun ternyata tidak sehangat Mile Phakphum. Apo mulai bosan nge-fanboy setelah 3 hari nakal, dia meninggalkan semua sumber asupan termasuk fanfic author kesayangan. Apo butuh treatment di sauna Keluarga Romsaithong. Dia merasakan pijatan dari kepala hingga jemari kaki yang linu.
Apo terbaring di meja kayu untuk servisnya. Sebelum ini dia tak pernah berkunjung, karena pegal yang dirasa biasa. "Ahhh, leganya." Dia mendesah sambil memejamkan mata. Apo minum 4 gelas air agar tidak dehidrasi. Lalu handukan di depan cermin. Sebelum next photoshoot ingin memastikan tak punya gelambir atau mark macam-macam. "Hmm, perasaan besarnya biasa saja."Apo menyentuh perut buncitnya. "Apa karena Dede-dede Ayi masih kecil ya? Kukira bakal meledak seperti balon."
Hmm, ternyata beda dengan imajinasi dalam kepalaku. Setelah mandi Apo pun mencoret kalender dengan spidol. Tanggal 24 Desember membuatnya senyum-senyum sendiri--ah! Tinggal 2 hari lagi Phi Mile pulang, Po! Sabar! Sabar! Kau adalah calon Mama yang hebat!
"Tapi kok bosan push-rank, ya. Ugh, nak apa enaknya," gumam Apo sambil rebahan di atas ranjang. Sudah cantik paripurna tapi tidak ada yang digoda, Apo kesal kepada diri sendiri.
"Tuan Natta, sarapannya sudah siap loh," tawar pelayan di balik pintu. "Tapi Tuan Rom dan Nyonya Nee belum pulang. Apa Anda ingin kami temani sarapan?"
"Lagi?" batin Apo. "Aku merasa lebih broken daripada manhwa yang baru tamat kemarin," gumamnya, yang merujuk ke komik "The Broken Child."
Rom dan Nee sempat dinas dadakan Kamisnya. Mereka hanya pulang dari kantor untuk mengambil barang bawaan. Keduanya bertolak ke bandara tanpa komentar rumah yang sekacau kapal pecah. Sangking urgennya Apo tak dipamiti dengan benar. "Ah! Ya ampun, Sayang! Mommy pergi dulu ya! Dahhh! Bilang Newyear kalau butuh apa-apa!"
"Pappy juga! See ya, Sayang! Hati-hati di rumah! Nanti kutelfonkan orangtuamu untuk menemani di sini!" kata Rom sebelum masuk ke mobil.
Hmm, ini akibat semua orang pebisnis semua, maka terima kenyatannya. Apo seharusnya tidak kaget-kaget amat, tapi karena baru pertama kali ditinggal total merasa sepi. May akhirnya datang menemani, tapi Man belum bisa karena harus bekerja. May mengajak Apo keluar jalan-jalan. Tapi saat malam kesehatan Man malah memburuk.
"Kenapa, Mam? Kok sedih?" tanya Apo saat pulang dari swalayan.
Dalam mobil yang disopir Newyear, May memperlihatkan chat-nya dengan sang suami. "Lihat, Sayang. Papa kecapek-an jadi demam hari ini. Dia pulang awal karena pingsan di kantor. Ah, Mama harus merawatnya dulu. Apa Ucil tidak apa-apa? Ikut Mama ke Huahin, bagaimana? Mau? Biar ada temannya di sana."
Apo berpikir sejenak. Lalu menggeleng. "Tidak usah kok, Ma. Aku pulang saja," katanya, membuat heran sang ibu. Dia menolak walau dipaksa, karena si manis merasa tak betul-betul "sendiri". Di rumah ada 25 pelayan lebih, 8 satpam untuk gerbang depan dan belakang, 2 chef, 2 tukang kebun, 1 dokter pribadi yang rumahnya dekat (bisa dipanggil sewaktu-waktu, tapi bukan spesialis kandungan), belum lagi Newyear sebagai sopir dan kepala mereka semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅
FanfictionMile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...