Hai! Selamat sore! Love you all! 😆🥰
Sejak melahirkan dua bayi, Apo sadar harus lebih dewasa. Si manis merasa malu jika manja, selama bisa sebaiknya memainkan peran ibu penuh cinta. Apo membayangkan di luar sana banyak istri yang nasibnya buruk. Mau tidur harus "sering ribut" dengan bayi masing-masing karena meng-handle sendiri. Beda dengan dirinya yang didampingi banyak babysitter. Apo ingin bersyukur setiap hari, hanya saja menekan perasaan tetap sulit.
Seminggu setelah pencopotan gips, Apo mendengar Mile berdiskusi dengan Nee serta Songkit. Sebagai golongan dewasa, mereka membagi permasalahan bisnis sesuai porsi dan kemampuan yang dimiliki. Apo positif thinking dia tak diajak karena memang belum mampu, dari segi umur, pengetahuan, dan pengalaman benar-benar 0% paham. Mereka bertiga mungkin tak ingin membebaninya. Sebab 2 bayi tugas yang begitu besar. Meski begitu Apo sebenarnya tetap ingin terlibat, tak paham pun dia mau mendengar permasalahan bisnis Keluarga Romsaithong agar setidaknya tahu.
"Bagaimana, Mile? Siap kembali ke kantor betulan? Daddy akan mengusahakan loh kalau masih ingin istirahat. Tidak perlu sungkan-sungkan. Daddy hanya capek akhir-akhir ini."
Apo menguping dari balik guci ruang santai demi mendengarkan obrolan mereka.
"Tidak apa-apa, Daddy. Mile bisa. Sudah normal kok. Tenang saja. Apo kelihatan oke," kata Mile.
"Hmm, mau bagaimana kalau maumu begitu," ujar Nee.
"Mommy, please ya. Ini demi kebaikan Daddy. Beliau harus istirahat juga. Aku tidak mau membebani lebih lama karena koma-ku 5 bulan. Belum lagi liburannya kapan hari. Ya ampun."
"Kau bukanlah beban buat kami, stop, Mile."
"Daddy juga bukan waktunya bekerja lagi. Cukup bantu di rumah, oke? Daddy harus perhatikan asma Daddy."
Puncaknya Mile benar-benar menyanggupi masuk kantor 3 hari lagi. Setelahnya Apo kembali ke kamar sebelum ketahuan siapa pun. Si manis melakukan rutinitas yang biasa. Mulai mandi hangat, ganti piama, memakai skincare, lotion, dan menutup jendela balkon. Dia sempat push-rank sebentar demi melepaskan kerinduan masa remaja. Apo berusaha biasa ketika Mile datang. Dia memasang senyum untuk merahasiakan kegelisahannya.
"Wah, Sayang kok belum tidur?" tanya Mile.
"Anu, aku kan menunggu Phi-nya."
"Seriously? Ini sudah jam 1 lebih," kata Mile sambil mendekati Apo untuk mentransfer kecupan rasa kopi. "Ih nanti kalau telat tidur, bagaimana? Jelek yey ada bayang-bayang di bawah mata! Hayo!"
Sedikit banyak dada Apo hangat melihat Mile tak banyak berubah. Sang suami tetap mau sok kekanakan, demi dirinya. Mengimbangi pasangan bagi Mile pun mungkin sama struggle-nya.
"Kalau aku jelek, Phi-nya akan tetap cinta?" tanya Apo.
"Iya dong, ckckck. Mana ada sih sejarah Nattawin jelek? Kamu cantik, manis, ganteng, imut, lucu, gemes, dan masih banyak lainnya--semua jadi satu, Sayang. Jelek-jelek dari mana."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅
FanfictionMile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...