Mile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rencana sering kali tak sesuai realita. Paginya Apo bangun sendirian. Sebab Mile sudah meninggalkan tempat di sebelahnya tanpa pamitan. Sang suami mengirim pesan lewat ponsel. Apo memandangi layarnya beberapa saat.
[Phi Mile: Sayang, aku keluar dengan Michele pukul 3 tadi. Ada perlu dengan pekerjaan. Kami menggarap bisnis bersama. Sabar, ya. Tunggu sampai pukul 1. Siang-siang tidak masalah kan? Phi nanti pasti menjemputmu. Love you 💚💚 ]
[Phi Mile: --sending you a sticker--]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Apo pun bergelung dalam selimut lagi, alih-alih dandan cantik dia malah malas bangun. Si manis bermain game di sambil pura-pura tuli waktu ada panggilan sarapan. "Tuan Natta, Anda sudah ditunggu Tuan dan Nyonya lho," kata pelayan dari balik pintu kamar.
"...."
"Tuan Natta?"
Setelah tiga kali suara itu menghilang. Seperti biasa Apo akan dibangunkan lagi lewat pukul 10. Si manis lanjut nge-game setelah tak push-rank sekian lama. Dia asyik dan menang berturut-turut, padahal sewaktu sekolah Apo susah membeli skin chara. Namun sekarang cadangan Dana-nya seolah tidak berkurang. Apo bisa mendadani akun ML-nya secantik mungkin dengan membeli printilan.
"Apa itu?" gumam Apo, terduduk. Dia gagal fokus oleh tumpukan benda di atas sofa. Dengan muka berminyak, rambut awut-awutan, piama kusut, dan kaus kaki melorot sebelah, dia turun dari ranjang memakai sandal lantai berbentuk kepala kucing. Remaja itu membuka tumpukan piama Mile yang dilempar ke lantai. Ekspresinya heran karena campur dengan baju bersih. "Ow, tadi Phi Mile buru-buru ya? Tumben," gumamnya sambil merapikan dengan telaten. Apo suka melakukan itu sendiri untuk kekacauan kecil. Dia memeluk tumpukan baju dan memasukkannya ke keranjang cuci. "Eh?" kagetnya karena sebuah pocket kecil yang jatuh. Apo memungutnya perlahan. Dibuka ternyata isinya kartu dan note book ukuran kecil. Matanya melebar karena tak menyangka isi otak Mile. Si manis mulai membacanya satu per satu.
