🔞 Chapter 67 🔞

1.7K 110 16
                                    

Hai! Selamat membaca ya, guys! Bab ini mengandung adegan dewasa yang ringan. No brutal-brutal masih di negara orang 😂 but, enjoy!

Ada beberapa hal yang Mile pikirkan setelah mendengar pernyataan Apo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada beberapa hal yang Mile pikirkan setelah mendengar pernyataan Apo. Pertama, senang. Kedua, overthinking. Kenapa harus pakai kosa kata "pilih?", Po? Apa kau sebelumnya pernah cinta (atau setidaknya) tertarik ke seseorang? Mile tak pernah bertanya detail. Jika dilihat umur Apo ketika mereka bertemu, sebetulnya wajar bila si manis kesengsem sekali, dua kali dengan temannya. Namun, membahas orang ketiga pas liburan bukanlah momen yang tepat. Mile akhirnya menyimpan perasaan itu untuknya sendiri, dia terus menyetir, dalam hati menyimpan bangga sambil meyakinkan diri, bahwa siapa pun orang yang pernah Apo sukai, Mile tetaplah pemenang. Mereka bukan suami yang menikahi Apo Nattawin.

Sepanjang trail pinggir kawah Santorini, Mile menggandeng Apo menyusuri bangunan-bangunan gereja secara langsung. Mereka istirahat sejenak dan terus berjalan ke utara. Motor dibiarkan parkir pada tepi pembatas gedung tinggi. Toko-toko berjejer acak di sisi jalan yang dihiasi batu bata. Mile membeli dua topi koboy dari sana agar terhindar dari panas menyengat.

Sesampainya di Firostefani, pasangan itu menemukan gereja Saint Theodorus Thira tinggi. Agak beda dengan gereja yang lain, bangunan itu dihiasi warna cream diantara biru - putih yang mendominasi. Pagarnya merah. Bagian atapnya cukup soft, dengan fasad sentuhan artistik ala istana. Mile dipotret Apo beberapa kali di sana, sebagai balasan lelaki itu melakukan hal yang sama. Mereka mengambil momen bersama seolah belum memiliki buntut dua. Garis pantai menjadi makin ikonik karena keduanya memamerkan cincin resmi ke kamera, lupakan Sammy dan Katty dulu untuk berciuman mesra.

Sebagai pecinta wine, Mile penasaran dengan buatan lokal ala Santorini. Tempatnya marak seperti kafe, dengan merk-merk produk botolan yang belum pernah Mile tahu. Benda itu berjejer rapi di rak kayu dilengkapi buku dokumentasi. Judulnya adalah "The Wine of Santorini", Mile membeli satu untuk Apo bawa, isinya berbahasa inggris. Sebetulnya komunikasi di sana cukup sulit, Mile dan Apo sering memakai google translate saat berbelanja sesuatu. Mereka menunjukkan layar ponsel, karena Ta, si penerjemah di mobil. Untuk penduduk Yunani rata-rata santai dan hanya berlalu untuk melihat-lihat.

Sekali baca Mile mendapat informasi keunikan anggur Santorini ditanam langsung dalam tanah vulkaniknya. Yang berjudul "Guvalas Praoh" dipesan Mile dengan warna merah dan kuning. Sambil nyengir si manis pun menyesap wine Praoh-nya tanpa menghabiskan. Kata Apo, "Enak, Phi." sambil senyum hingga lesung Pipitnya terlihat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang