Warning: another education sex (?) / Bab ini membahas tentang analogi 'fisura ani' dengan seks anal 👀 (Noir ingin FF ini mengandung informasi juga, sekalian mesumnya sambil dapat ilmu) || Triggered maybe 16% (?) Coba baca dikit, kalau gak kuat skip aja ya 😉
***
Sore harinya Apo baru bangun dari tidur, namun tubuhnya tidak di sofa seperti tadi. Mile menggendong dia ke sana, hanya saja lelaki itu tak ada. Apo mendengar suara ketikan laptop dari ruangan sebelah, mungkin Mile memanfaatkan waktu untuk bekerja mumpung Apo belum bisa dibawa berbulan madu. Tampaknya seks mereka cukup intens hingga analnya masih terluka, tapi Apo yakin dia sudah mendingan. Apo bisa jalan sejak tadi pagi, tapi bukan berarti luka-nya mengering total. Dinding liangnya masih terasa kaku, kalau dipakai bergerak agak perih. Apo tak berani pup selama 4 hari ini, tapi sepertinya barusan tidak tahan.
Apo bangun karena perut bawahnya mulas, dia turun ranjang dengan mata yang agak mengantuk. Apo membuka kloset, dan duduk perlahan. Namun saat sungguhan pup dia tak tahan menangis. "Ugh, Mama sakit," batinnya, lalu memeluk lutut sendiri hingga selesai. Dia lega setelah menuntaskan buang air, tapi kaget karena saat membilas kloset darahnya ikut mengucur. Air yang mendorong bersih pun bercampur merah, dia mundur. Lalu segera menutup kloset dan termenung lama.
"Apo?"
Suara Mile memanggil dari luar sana.
"....."
"Apo Sayang? Sudah bangun ya? Habis ini mau makan malam? Phi mau keluar sebentar. Apakah ada titipan?"
Apo segera menemui sang suami. "Ah, ada Phi. Mau es krim."
"Sip, apa lagi?"
Si manis terseok karena ingin bertemu Mile segera. Untung dia tidak jadi jatuh, Mile pun sigap meremas lengan Apo dan menahannya. Pinggang Mile dilingkari dengan dua lengan kurus itu. "Peluk Phi Mile," katanya, manja-manja. "Jangan langsung pergi dulu."
Mile Phakphum tidak tahan menepuk ubun istrinya. "Ha ha ha, ini sudah," katanya. "Tapi kenapa suaramu begitu? Pilek atau karena baru tidur? Kok tidak sekalian mandi? Ini sudah jam 5 sore lho. Nanti kumannya bertumbuh pesat."
Apo mendongak dan tidak mengatakan apapun. Matanya seperti menggoda Mile, meski sedang sedih. Dia tidak tahu seberapa lucu ekspresi yang dibuatnya. "Iya habis ini mandi," katanya. "Tapi Phi Mile tidak lama kan? Beli-nya jangan jauh-jauh ya. Kenapa tidak makan makanan di hotel saja?"
"Huh? Memang kau sendiri tak bosan?"
"Mn, iya sih Phi."
"--kan?"
"Phi, tapi aku mau bilang sesuatu dulu."
"Hm?"
Alis tebal Mile naik sebelah.
"Soal itu?"
"Itu, apa?"
"Itu lho, Phi." Pipi Apo merona. "Mn, itu-ku masih berdarah ternyata. Aku takut."
Ekspresi Mile langsung berubah. "...."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐂𝐇𝐀𝐈𝐍 𝐎𝐅 𝐋𝐎𝐍𝐆𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐋𝐎𝐕𝐄 ✅
FanfictionMile merasa hampa dalam menjalani kehidupan, hingga menemukan sosok manis yang mirip dengan pemilik hatinya di masa lalu. Mereka bertemu tanpa sengaja di sekitar Kota Bangkok. Jalinan kisah baru pun dimulai dengan cinta tumbuh seperti bunga bermeka...