²Kenapa Tidak?

97.1K 7.5K 58
                                    

HAPPY READINGGG
෴෴෴

Putri Amoure menatap pantulan dirinya dicermin. Wajah yang sebelumnya berbedak tebal. Kini hanya dilapisi dengan bedak tipis yang natural.

Wajahnya yang memang pada dasarnya sudah cantik, terlihat bertambah cantik saat diberi sedikit riasan.

Ia yang sebelumnya selalu menggunakan gaun mewah mencolok. Kini hanya menggunakan gaun sederhana elegan. Dengan warna yang terkesan lembut, membuat Putri Amoure berkali kali lebih cantik.

Rambut bergelombang indahnya hanya diberi beberapa hiasan kecil. "Sudah cukup Hellena. Aku tidak ingin terlalu mencolok." Ucap Putri Amoure. Hellena mengangguk.

"Ayo." Keduanya berjalan menuju Ruang makan. Hellena berjalan sedikit dibelakang Putri Amoure. Sedangkan sang Tuan putri berjalan didepan dengan langkah tegas, dan anggun.

Aura yang dikeluarkan kini berubah drastis dengan Putri Amoure sebelumnya. Dulu, Putri Amoure cenderung mengeluarkan aura Sombong dan angkuh. Kini itu semua sudah sirna bak ditelan bumi.

Aura yang muncul kini hanyalah aura anggun, elegan, dan berkharisma khas seorang tuan Putri.

Tibanya didepan pintu, Kasim yang berada diluar pun meneriakkan mana sang tuan Putri.

"TUAN PUTRI AMOURE MEMASUKI RUANGAN!" Ucapnya dengan lantang. Putri Amoure menjalankan kaki jenjangnya memasuki ruangan.

Yang dimana, didalamnya sudah terdapat keluarganya. Kaisar, Permaisuri yang sekarang, kakak kakaknya, dan adiknya sang Permata kekaisaran.

Hana Gleor Blean permata kekaisaran itu tersenyum cerah saat melihat Putri Amoure memasuki ruangan.

Kakaknya tersenyum tipis saat melihat sang adik. Sedangkan Kaisar hanya memasang wajah andalannya. Permaisuri Elve tersenyum manis kearah Putri Amoure.

"Putri Amoure, memberikan salam pada Kaisar, Permaisuri, Putra mahkota, Pangeran, dan Putri." Ucapnya dengan sopan. Permaisuri Elve tersenyum.

"Duduklah putriku." Ucap Permaisuri sembari menunjuk bangku kosong yang berada diujung. Putri Amoure mengepalkan tangannya.

Sampah ini! Berani beraninya memperlakukanku seperti ini! Seharusnya putrimu lah yang duduk disana!

Dengan gejolak amarah yang ia tahan.  Putri Amoure berjalan menuju bangku itu. Sedangkan, Kakak keduanya menatap perubahan sang adik.

Putri Amoure menarik kursi ditangannya. Namun gerakkan itu terhenti kala mendengar ucapan seseorang.

"Tunggu!" Kini semua mata tertuju pada orang itu. Putra mahkota.

"Ada apa kakak? Apakah ada yang bisa Hana bantu?" Tanya Putri Hana dengan senyum yang mengembang.

Putra mahkota, Allaric Evelex Vont Blean menatap Putri Hana yang duduk disebelahnya. Lalu pria itu kembali menatap adiknya yang masih berdiri sembari menatap Kakak pertamanya dengan bingung.

"Bangunlah Putri Hana. Tempat dudukmu bukanlah disini. Melainkan disana." Ucapnya dengan datar sembari melirik bangku yang hendak ditempati Putri Amoure.

Back to the Past?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang