¹⁷Buah Mirabelle

63.1K 4.8K 20
                                    

HAPPY READING🌺
Jangan lupa vote dan komen
෴෴



_"Aku memang tidak bisa menjadi seperti yang kamu harapkan.
Namun aku berjanji akan membuatmu bahagia bersamaku, dengan jenjang pernikahan."_

•••

Malam memang sudah menyambut mereka yang sedang dalam perjalanan menuju Duchy kekaisaran timur, namun Putri Kaisar yang baru dipersunting oleh Seorang Duke Buruk rupa belum juga mampu menutup matanya sekedar beristirahat.

Angin malam menerpa kulit putih seputih susu miliknya. Gaun malam yang cukup tebal terhembus angin membuat lekuk tubuhnya sedikit tercetak.

Surai coklat madu bergelombang miliknya terlihat digerai indah. Surainya berterbangan mengikuti irama angin yang menerpanya.

Putri Amoure menatap sungai deras didepannya. Ia perlahan duduk dibatu besar yang ia pijak. Manik Hazelnut-Nya terlihat menatap kosong kearah air sungai yang deras itu.

"Apakah sudah berubah?"

"Apakah aku sudah merubah takdirku?" Gumamnya dengan tatapan kosong. Putri Amoure mengangkat kepalanya saat merasa usapan lembut dikepalanya.

"Apa yang kau lakukan?"

"Ini sudah malam. Angin malam tidak baik untukmu. Bisa saja nanti kau akan sakit, Amoure." Putri Amoure tidak menghiraukan ucapan Duke Leysen. Gadis itu kembali menatap kearah depan.

Duke Leysen menjatuhkan bokongnya tepat disebelah Putri Amoure. Ia ikut menatap kearah aliran sungai yang deras didepannya.

Angin bertiup kencang membuat surai blonde pria itu berhembus. Bulu bulu yang ada dirahang pria itupun ikut tertiup angin mengikuti arah angin.

Benar, angin malam memang sangat dingin. Belum lagi, didepan mereka aliran sungai yang deras. Duke Leysen yang merasa Putri Amoure mengusap lengannya kedinginan pun langsung membuka jubah yang ia gunakan.

Jubah berwarna biru itu ia lekatkan ditubuh istrinya secara lembut. Putri Amoure sontak menatap kearah pemilik jubah biru itu.

Manik hazelnut-nya bertubrukan dengan manik biru cerah milik Duke Leysen. Senyum pria itu terlihat tulus dimata Putri Amoure.

Entah mengapa, disaat ia selalu melihat senyum Duke Leysen, ia merasa Pria didepannya yang sudah menjadi suaminya itu sangat tampan. Sangat sangat tampan.

"Pakailah. Angin malam tidak bagus." Ucapnya sembari mengusap lembut surai istrinya. Putri Amoure tersenyum tipis. "Terimakasih, namun apa kau tidak akan kedinginan?" Tanya Putri Amoure.

Duke Leysen tertawa pelan, ia lalu kembali menatap kearah depan. "Angin malam tidak akan membuatku sakit. Sudah berkali kali aku menerpa angin malam, bahkan angin malam ini masih dibilang cukup hangat bagiku." Benar, dia adalah seorang Duke, seorang abdi negara. Dia adalah orang yang selalu menjadi pemimpin saat berperang. Pastinya pria itu sudah terbiasa merasakan angin dingin.

Putri Amoure terdiam sembari menatap pria disebelahnya yang masih menatap kearah depan.

Dia memang jelek, tapi aku merasa dia tampan. Hah, sial. Aku tidak paham apa yang aku bicarakan. Apapun itu, aku merasa nyaman bersamanya. Kebersamaan ini terasa asing namun aku menyukainya.

Back to the Past?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang