⁴⁷Tidak akan saya Biarkan.

39.2K 3.1K 38
                                    

HAPPY READING🌸
Jangan lupa Vote dan Komen.
Typo tandain🌞
xexevitrex
෴෴෴


"Sudah kubilang bukan? Aku tidak apa. Kau ini, lebay sekali." Ingin rasanya Duke Leysen memukul bibir tipis Putri Amoure yang berkata demikian dengan sangat ringan.

Namun ingatlah, ia seorang pria. Belum lagi ia seorang Kesatria kerajaan. Apa yang ia katakan pelan, pada kenyataannya tidak demi kian.
Contohnya jika ia memukul bibir istrinya, dengan dalih pukulannya  pelan, itu salah. Dia seorang Kesatria, apapun sudah terbiasa menggunakan otot.

"Aku hanya mengkhawatirkan mu!"

"Aku tidak lemah. Jadi tidak perlu dikhawatirkan, maaf maaf saja." Jawaban Putri Amoure membuat Duke Leysen menghela nafas kasar. Biarkan sajalah gadis satu ini.

Putri Amoure yang melihat hal itu hanya tersenyum kecil. Kini ia menatap kearah Putri Hana yang terlihat diam memperhatikan keduanya.

Putri Hana yang merasa diperhatikan sontak menatap keasal tatapan. Tatapannya langsung bertemu dengan tatapan datar milik Putri Amoure. Dalam harinya, gadis cantik itu menggeram marah. Sombong sekali wanita sialan ini karena dapat menaklukan Duke ini!

"A-apa kakak sudah sehat?" Lain dihati lain diucapan. Itulah manusia. Putri Amoure mengangkat alisnya sekilas. Ia lalu mengangguk dengan malas.

"Menurutmu?" Putri Hana dalam diam mengepalkan tangannya kesal. Melihat itu tak kuasa Putri Amoure menahan senyumnya.

Dengan licik Putri pertama kaisar Blean itu bermanja pada suaminya. Tepat didepan Putri Hana yang menatap kearahnya dengan tatapan membunuh.

"Olivier, tolong bantu aku duduk." Duke Leysen menurut. Dengan lembut Pria bersurai Blonde itu membantu istrinya untuk duduk. Putri Amoure tersenyum cerah kearah Duke Leysen. Hal itu membuat Pria bermanik biru itu merasa bingung namun tak urung ia juga membalas senyuman sang istri.

"Aku lapar," Ah rupanya ini maksud senyumanmu. Batin Duke Leysen. Pria itu mengerti, rupanya dibalik senyum Putri Amoure ada maksud tertentu toh.

"Baiklah, Paul tolong bawakan Duchess makanan. Dan jangan lupa, bawakan buah yang banyak mengandung air." Paul menganggukkan kepalanya. Ia lalu mengundurkan diri dari sana.

Putri Hana menggeram kesal. Sialan! Selama aku berada di Duchy Noulven, aku selalu dicueki oleh pria ini. Namun dengan tenang dan santai pria ini menuruti keinginan si Sialan Amoure?! Cih! Tidak adil!

Dengan sialannya Kakak perempuannya itu bermesraan! Dan apa apa itu?!

Lagi lagi Putri Hana menggeram kesal. Karena ia layaknya orang tak dianggap. Belum lagi saat melihat tangan kecil Putri Amoure yang memainkan tangan besar nan berurat milik Duke Leysen. Pria itu membiarkannya saja lagi!

"K-kakak?"

"Eih? Kau masih ada disini rupanya." Jawaban itu membuat Putri Hana kesal bukan main. Tentu saja bodoh! Aku sedari tadi ada disini! Namun ia hanya menundukkan kepalanya tak berani mengatakan demi kian. Ingatlah image-nya yang seorang Permata kekaisaran.

"I-iya kakak." Kini Duke Leysen menatap kearah Putri Hana. Putri Hana yang merasa ditatap semakin menundukkan kepalanya. Bukan, ia bukan marah lagi, namun sekarang ia malu ditatap oleh pria tampan itu.

Back to the Past?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang