⁴⁸Mutlak

36.8K 3.3K 37
                                    

HAPPY READING🌸
Jangan lupa vote dan komen.
Typo tandain🌞
xexevitrex
෴෴


Beberapa hari sudah berlalu. Malam berganti pagi, pagi berganti siang, siang berganti sore, dan sore berganti malam.

Musim dingin juga sebentar lagi akan segera berlalu dan kembali ke musim panas.

Pagi yang cerah ini Duchy kedatangan ayah dan ibu kandung dari Duke Leysen. Putri Amoure yang sudah sepenuhnya pulih tentu saja menemui ayah dan ibu mertuanya.

Awalnya itu semua tidak diperbolehkan oleh Duke Leysen. Namun, Putri Amoure membantah. Kesal rasanya saat istrinya sendiri tidak menurut. Namun biarlah. Itukan bukan haknya, haknya sebagai suami hanya mendukung dan membantu saat istrinya membutuhkan bantuan darinya.

Tilly tersenyum hangat sembari menyambut keduanya. Percayalah, ia sangat merindukan putra dan menantunya. Ia khawatir saat mengetahui menantunya koma selama 5 hari lamanya.

Syukurnya hanya 5 hari, karena dulu ibunya pernah Koma selama 2 tahun lamanya.

"Bagaimana keadaanmu nak?" Putri Amoure tersenyum tipis. "Aku sudah baik baik saja, ibu." Jawabnya. Tilly menganggukkan kepalanya dengan ringan.

"Syukurlah jika kau baik baik saja." Jawab Nave dengan tenang sembari menatap menantunya. Putri Amoure hanya membalasnya dengan senyuman. Ia lalu bertanya, "Bagaimana kabar ayah dan ibu?" Tanya Putri Amoure.

"Kami berdua tentu saja--- baik." Jawab Tilly dengan senyum aneh. Putri Amoure tau, pasti tidak demikian. Gadis itu melirik kearah suaminya yang terlihat sangat acuh dengan kedatangan kedua orang tuanya.

Pria itu bahkan memainkan ujung rambutnya yang ikal melingkar lingkar. Tidak adakah niatan pria ini untuk membantuku berbincang dengan kedua orang tuanya? Apa dia tidak tau jika aku sedang canggung?!

Duke Leysen yang merasa ditatap mengangkat sedikit wajahnya. Satu alisnya terangkat, ia seakan bertanya 'Apa?'

Putri Amoure menyipitkan matanya lalu membuang muka dengan kesal. Duke Leysen tidak faham. Ada apa dengan istrinya?

"A-ah apa kalian baik b-baik saja?" Sontak keduanya menatap kearah Tilly yang terlihat khawatir melihat keduanya. Duke Leysen mengangkat bahunya tidak peduli. Sedangkan Putri Amoure langsung panik.

"T-tidak, ibu. K-kami baik baik saja! Ya! Kami baik baik saja." Padahal hanya pertanyaan yang ringan, namun kenapa Amoure terlihat panik? Batin Duke Leysen. Tilly menganggukkan kepalanya mengerti.

Ia menatap kearah Putranya dengan sembunyi sembunyi. Nave yang melihat tatapan dari istrinya hanya bisa diam tidak berkutik.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tilly mengangkat kepalanya. Manik nya dengan manik cerah putranya bertubrukan. Keduanya tidak mirip namun memiliki hubungan darah yang erat. Hal itulah yang bisa mengecoh bangsawan.

Benar bangsawan tidak tau jika Duke Leysen adalah anak dari selir Duke terdahulu.

"A-aku--- aku----" Kalimatnya terputus saat merasakan cairan bening mengalir dipipinya. Tidak ada suara isakan. Hanya ada cairan bening yang mengalir. Muak rasanya melihat drama sialan didepannya. Duke Leysen mengalihkan tatapannya kearah ujung rambut Putri Amoure lagi.

Ingin rasanya Putri Amoure menyentil otak Duke Leysen yang terlihat sangat kurang ajar pada ibunya sendiri.

"Ibu merindukanmu." Entah keberanian dari mana Putri Amoure mengatakan hal itu setelah menahan tangan Duke Leysen.

Back to the Past?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang