01. Boy under the rain

445 8 2
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

Raga meremas kuat bouqet bunga yang ada di genggamannya, kedua bola matanya menyorot sendu ke arah sepasang kekasih yang tak jauh darinya hujan deras sore itu menjadi saksi menyakitkan untuk cowok dengan seragam putih abu-abu yang sudah lusuh.

"Kei, lo masih aja mau balik sama cowok brengsek itu." gumam Raga menggeram, ia refleks menjatuhkan bouqet bunga tersebut di aspal hitam yang di basahi oleh air hujan. Raga membalikkan tubuhnya mendongak menatap langit mendung suasana Jakarta sore hari ini sama seperti suasana hatinya.

Raga melangkah menjauh dari tempat tersebut tak ingin mengganggu sepasang kekasih yang sedang di mabuk cinta, ia memilih mundur untuk kesekian kalinya tak ingin lebih menyakiti dirinya sendiri.

Mengendarai motor dengan kesetanan di bawah derasnya hujan, cowok dengan gelang hitam yang berada di pergelangan tangan kirinya mencengkram stang motor dengan kuat dan menambah kecepatan berkendara.

Karena di rasa hujan malah tambah deras, Raga menepikan motornya di halte ia tak mau ambil resiko untuk pulang menerjang hujan deras, seluruh tubuhnya terasa bergetar karena kedinginan cowok itu dengan cepat duduk di halte menyandarkan tubuhnya disana.

"Sok kuat lo Ga, padahal kena hujan dikit pasti bisa tepar." cibirnya pada dirinya sendiri, ia memeluk tubuhnya sendiri dengan semakin mengeratkan genggamannya pada jaket denim yang sudah basah kuyup.

Hujan tidak se deras tadi namun rasanya kaki Raga mati rasa untuk berdiri dan melanjutkan perjalanan, karena itu ia masih bertahan di halte tersebut walaupun dalam keadaan menggigil. Beberapa kali ia mengumpati dirinya sendiri karena mempunyai tubuh se lemah ini.

"Hai!"

Raga yang menundukkan kepalanya menoleh ke arah sumber suara, terdapat seorang gadis dengan rambut kuncir kuda yang tersenyum manis kearahnya ia menurunkan pandangannya pada tangan kiri gadis itu yang membawa bouqet bunga, bunga itu bunga yang ia ingin berikan pada Keisha tadi.

"Lo-"

"Teh anget buat lo, kebetulan tadi gue beli dua setelah hujan dan sisa satu jadi ini buat lo, gue liat dari jauh lo kedinginan disini."

Ucapan Raga terpotong karena gadis itu menyodorkan satu cup oval teh hangat padanya, ia berdehem pelan berusaha menggapai teh hangat tersebut dengan tangan yang bergetar.

"Biar gue bantu," ujar gadis itu langsung membantu Raga minum teh hangat tersebut ketika melihat cowok itu kesusahan menggapainya.

Raga meneguk setengah gelas teh hangat tersebut, diam-diam ia berdecih benci saat kelemahannya di lihat orang lain.

"Lo dapet darimana bunga itu?" tanya Raga mulai menanyakan bouqet bunga yang berada di tangan kiri gadis itu.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang