16. Hate or love?

90 8 14
                                    

🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁🍁

Khanza menyingkirkan satu tangan Raga yang menangkup pipinya tadi. "Kak Keisha aja enggak minta maaf, ngapain lo yang repot-repot minta maaf atas kesalahan dia." kata Khanza tak segan-segan mengeluarkan cibiran untuk Keisha dihadapan Raga.

"Karena lo ngeselin Za!" balas Raga.

Khanza yang kelewat kesal, berdiri dari duduknya mengambil ranselnya bersiap untuk pulang. "Gue pulang dulu kak, nanti kesini kalau sempat."

Raga berdehem pelan. "Geo mana? Suruh dia yang anterin lo pulang." ujar Raga sambil memperhatikan pergerakan Khanza.

"Enggak tahu, tadi ke toilet tapi belum balik-balik." Khanza menatap pintu ruangan Raga, siapa tahu menemukan tanda-tanda kedatangan Geo.

"Telpon." ujar Raga lagi.

Khanza menghela napas berat ia mengambil handphonenya yang berada didalam tas. "Yah, handphone gue mati kak!"

Raga bedecak sebal. "Pakai handphone gue," ia melirik handphonenya yang berada diatas meja nakas.

Khanza mengerjap beberapa kali. "Enggak apa-apa?" tanyanya.

"Untuk kali ini, nggak masalah."

Tanpa banyak bicara Khanza mengambil handphone Raga, yang menampilkan lockscreen berupa foto dua anak kecil, laki-laki dan perempuan yang Khanza yakin bahwa itu adalah Raga dan Keisha kecil, karena melihat sebuah kemiripan yang tak bisa ditepis.

"Enggak bisa dibuka, PINnya apa?"

Raga langsung merebut handphonenya untuk memasukkan PIN, ia sedikit mendekatkan handphonenya untuk menghindari Khanza yang mengintip

"Jangan ngintip!"

Khanza memutar bola matanya malas, lalu menjauhkan wajahnya. "Kayak bocah lo kak!"

"Lo yang nggak tahu privasi!" tukas Raga.

Berakhir Raga yang mengutak-atik handphonenya sendiri dan menelpon Geo yang cukup lama menerima panggilan telpon darinya.

"Kalau enggak diangkat matiin aja kak, mungkin kak Geo udah pulang karena urusan mendadak!" ujar Khanza tak dihiraukan oleh Raga, laki-laki itu tetap menunggu sambungan telepon dari sebrang sana.

"Kak, udah ih! Gue bisa kok pulang sendiri naik ojek online, biasanya juga gitu. Enggak enak ngerepotin orang terus." protes Khanza kedua kalinya ketika tak didengar Raga.

RAGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang